Harga Minyak Jatuh Akibat Melimpahnya Stok di AS

Harga minyak tergelincir merespons laporan stok minyak mentah AS yang mengalami lonjakan terbesar selama hampir 14 tahun.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 23 Jan 2015, 06:00 WIB
(foto:xinhua)

Liputan6.com, New York - Harga minyak tergelincir usai sebuah laporan pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan stok minyak mentah di Negeri Paman Sam itu mengalami lonjakan terbesar selama hampir 14 tahun.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (23/1/2015), stok minyak AS naik 10,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 16 Januari, ini kenaikan terbesar sejak Maret 2001, menurut Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) . Kilang minyak di AS beroperasi pada 85,5 persen dari kapasitasnya, level terendah sejak April 2013.

Kenaikan stok tersebut telah membuat harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun US$ 1,47 atau 3,1 persen menjadi US$ 46,31 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sedangkan harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Maret turun 51 sen atau 1 persen menjadi US$ 48,52 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange.

EIA melaporkan stok minyak mentah di AS mencapai 397,9 juta barel pada pekan lalu, atau tingkat tertinggi sejak Mei. Kenaikan stok hingga 10,1 juta barel tersebut lebih tinggi dari survei Bloomberg yang memproyeksikan tambahan persediaan sebanyak 2,7 juta barel.

Stok minyak mentah di Midwest atau yang dikenal sebagai Padd 2 naik 7,29 juta barel ke rekor 118,9 juta barel pada pekan lalu. Begitu pula dengan persediaan minyak di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI diperdagangkan di New York, naik 2,9 juta barel menjadi 36,8 juta barel, tertinggi sejak Februari.

Pengurangan 5,5 persen dalam pemanfaatan kilang adalah yang terbesar sejak September 2008. Kilang  minyak di AS kini mulai melakukan perawatan musiman. (Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya