Liputan6.com, New York Kelamin pria itu memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Baik itu panjang dan lebar, pendek dan sempit, disunat atau tak disunat, atau ada yang tertimbun.
Penis tertimbun terkadang bisa terjadi karena mikropenis, ini jarang dan berhubungan dengan masalah kesehatan.
Pria dengan penis tertimbun sebenarnya memiliki ukuran yang normal, tapi tersembunyi di bawah perut bagian bawah. Ketika melihatnya, Anda mungkin tak akan melihat si kepala penis (glans).
Penis bersembunyi bisa dibagi menjadi tiga subkategori tergantung pada perkembangannya:
1. Obesitas
Penis tertumbun bisa terjadi saat dewasa karena masa kecil yang obesitas. Ini menyebabkan perut bawah turun dan berlemak sehingga penis bersembunyi.
2. Penis berselaput
Ini seringkali merupakan kondisi bawaan yang memengaruhi kulit skrotum yang menghubungkan batang penis. Dalam kasus yang sederhana, selaput yang lebih besar terhubung ke poros dekat glans.
Tapi, dalam kasus yang kompleks, selaput menekan poros belakang dan kadang-kadang berhubungan dengan skrotum.
3. Penis terjebak
Kondisi ini sering disebabkan sunat agresif yang disebabkan kesalahan dari kulup. Jaringan parut tumbuh dan mendorong penis ke dalam lapisan lemak kemaluan.
Setiap kasus penis tertimbun ini bisa menyebabkan distribusi kulit atas penis yang tidak merata sehingga sulit menjaga kebersihan.
Pada bayi, kelebihan kulit menjadi perangkap urine. Pada anak-anak dan orang dewasa, menjaga aliran pipis seimbang menjadi sulit karena tarikan kulit di atas kepala penis, biarkan memegan penis di salah satu tempat. Jika seperti inidengan kelembaban yang disebabkan keringat serta berada di ruang tertutup bisa menyebabkan iritasi kronis dan infeksi.
Jadi Minder
Jadi Minder
Seiring dengan kondisi yang berhubungan dengan kesehatan penis tertimbun, juga ada masalah psikologis. Ini tak hanya memengaruhi si pemilik penis. Orangtua bisa dihadapkan stres dan khawatir dengan masa depan anaknya.
Sedangkan pada anak, ia bisa tumbuh dengan rasa takut kekurangannya itu dilihat teman sekelasnya serta perasaan tak mampu dan tak amakn, yang bisa menyebabkan depresi. Perasaan itu bisa terbawa hingga dewasa yang terkadang sulit untuk mempertahankan hubungan romantis.
"Ini mencegah saya melakukan atau mengalami banyak hal," kata Michael, seorang pria Australia dengan mikropenis dengan ukuran kurang dari 3 inci (7cm) ketika ereksi, seperti dilansir Medicaldaily, Jumat (23/1/2015).
Pria yang kehilangan keperjakaannya sejak usia 24 tahun itu akhirnya memilih tak mencoba hubungan intim lagi selama enam tahun. Dia mengatakan, ia akan bahagia jika kurang cerdas, IQ sedikit rendah, tapi memiliki penis yang lebih besar.
Ia juga didiagnosa mengalami gangguan bipolar dan depresi. Obat antidepresan yang dikonsumsinya telah menahan dorongan seksualnya.
Advertisement