Penyakit Ginjal Misterius Ciptakan `Pulau Janda`

Pulau janda pun tercipta setelah kasus penyakit ginjal misterius

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 23 Jan 2015, 19:30 WIB
Tiga kondisi ini mengarah ke penyebab utama dari penyakit ginjal misterius

Liputan6.com, Sri Lanka - Dampak dari penyakit ginjal misterius yang belum juga diketahui apa penyebab utamanya selama dua puluh tahun adalah terciptanya `pulau janda` seperti yang terjadi di El Salvador, Nikaragua, India, dan Sri Lanka.

Pulau janda adalah sebutan bagi satu wilayah yang dihuni oleh banyak kaum wanita yang ditinggal mati suaminya akibat penyakit ginjal misterius ini.

Di El Savador, penyakit ginjal misterius yang juga dikenal dengan penyakit ginjal yang tidak diketahui asal-muasalnya atau chronic kidney disease of unknown origin (CKDu) telah menewaskan banyak pria yang bekerja sebagai petani. Jumlahnya pun melebihi korban tewas akibat HIV AIDS, diabetes, hipertensi, dan leukimia. Tak berbeda jauh dari itu, jumlah pria di Nikaragua yang tewas akibat penyakit aneh ini pun bisa dikatakan cukup banyak.

Dalam dua dekade terakhir, terhitung sejak 1990-an, lebih dari 20.000 orang di Sri Lanka telah meninggal dunia akibat CKDu. Bahkan sebanyak 1.500 orang telah menjalani perawatan akibat penyakit ginjal misterius di negara bagian India, Andhra Pradesh.

Namun, tidak tersedianya tempat bagi penduduk Sri Lanka untuk melakukan cuci darah (dialisis) dan transplantasi ginjal, jumlah penduduk yang tewas pun mengalami peningkatan sejak 2007.


Benang merah



Penyakit ginjal misterius ini disebut dengan tubulo-intersitial

Menurut mereka ketiga wabah penyakit ini memiliki benang merah yang sama, para korban adalah pria muda yang berprofesi sebagai tukang kebun, serta pengidap diabetes dan tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko dari penyakit ginjal.

Untuk sementara waktu peneliti menyebut para penduduk di tiga negara mengalami bentuk yang sangat jarang dari kerusakan ginjal yang dikenal dengan penyakit tubulo-interstitial, yang terjadi akibat dehidrasi berat dan keracunan.

Dilihat dari kondisi yang ada di `lapangan`, wajar bila sementara waktu peneliti menyebut penyakit ginjal misterius ini dengan tubulo-interstitial. Sebab para korban yang berjatuhan berasal dari wilayah geografis yang cukup subur dan panas. Selain itu, sebagian besar korban kerap berhubungan langsung dengan pestisida cukup berat, serta kurang minum dan hanya minum air tanah setempat.

Meski penemuan sementara ini berpotensi besar untuk mengungkapkan apa yang terjadi di Sri Lanka, para peneliti belum membuktikan secara langsung bahwa kondisi itu benar-benar bersalah.

Sebagai seorang Pakar Epidemiologi di Boston University, Daniel Brooks yakin bila pelaku utamanya dapat diidentifikasi, wabah dari penyakit ginjal misterius yang terjadi sejak 1990 dapat dihentikan, dan korban tewas dapat berkurang. "Saya benar-benar yakin kalau penyakit ginjal misterius ini dapat dicegah," kata Daniel dikutip dari Publicintegrity, Jumat (23/1/2015)

Sayang, ketika ini dibicarakan kepada pemerintah Amerika Tengah, mereka tidak setuju begitu saja. Padahal, catatan Center for Public Integrity telah menemukan fakta bahwa jumlah penduduk di El Savador dan Nikaragua yang tewas akibat penyakit ginjal misterius lebih banyak dari diabetes, HIV AIDS, dan leukimia dalam lima tahun terakhir.

Situs Publicintegrity menyebut lebih dari 16.000 orang di Amerika Tengah tewas akibat penyakit ginjal misterius sejak 2005 hingga 2009. Menurut analisis data yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah ini tiga kali lipat sejak 1990.

Di Sri Lanka sendiri, WHO menyebut ada 8.000 orang menderita penyakit ginjal misterius yang masih belum diketahui penyebab utamanya. Meski banyak sumber yang menyebutkan kalau angka ini dua kali lipat lebih besar.

Sedangkan di negara bagian India, Andhra Prades, lebih dari 1.500 orang telah dirawat karena penyakit ginjal misterius sejak 2007.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya