Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan harga semen turun sebesar Rp 3.000 per sak pada 16 Januari 2015. Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Suparni mengungkapkan, harga semen turun tersebut belum tentu mempengaruhi laba perseroan pada 2015.
"Penurunan harga semen kemarin pertimbangannya penurunan bahan, mulai dari BBM, listrik, elpiji kemudian harapannya penurunan batu bara. Jadi sebenarnya tidak sepenuhnya penurunan harga akan menggerus laba," papar dia di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (23/1/2015).
Advertisement
Untuk itu, Suparni mengaku akan lebih meningkatkan efektifitas pendanaan di perusahaan yang salah satunya akan menekan harga distribusi semen.
"Kami akan lakukan efisiensi-efisiensi terutama dalam distribusi, karena porsi distribusi dalam biaya produksi itu 17 persen, jadi ini akan lumayan," tegas dia.
Langkah yang dilakukan PT Semen Indonesia Tbk tersebut selain untuk tetap menjaga pertumbuhan laba juga untuk menjaga pangsa pasar perseroan sebesar 43-44 persen di Indonesia.
Suparni menargetkan pertumbuhan penjualan semen akan mencapai 6-7 persen pada 2015. Pertumbuhan itu sejalan dengan target pertumbuhan industri semen tahun ini. Dengan ada efisiensi biaya produksi diharapkan pendapatan tumbuh 9 persen dari 2014.
Perseroan mencatatkan pendapatan naik menjadi Rp 19,34 triliun hingga kuartal III 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,39 triliun. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 4,08 triliun pada kuartal III 2014. (Yas/Ahm)