Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi perseteruan antara KPK dan Polri, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan akan memediasi KPK dan Polri demi menyelamatkan kedua institusi penegak hukum itu.
"Kita akan memediasi keduanya, sehingga kita bisa menyelamatkan kedua institusi ini," ujar Jokowi seperti disampaikan Menko Polhukam Tedjo Edhy Prajitno, di Istana Presiden, Jakarta, Sabtu (24/1/2015).
Pernyataan itu, kata Tedjo, disampaikan Presiden Jokowi dalam pertemuan Jumat 23 Januari 2015 kemarin, yang berlangsung di Istana Bogor, Jawa Barat. Pertemuan itu dihadiri sejumlah petinggi negara antara lain Ketua KPK Abraham Samad dan Wakapolri Komjen Badrodin Haiti.
Dalam pertemuan itu, ungkap Tedjo, Presiden Jokowi juga meminta agar ke-2 institusi yang tengah berseteru saat ini, tidak melakukan penegakan hukum dengan tendensius dan menyudutkan salah satu pihak.
Tedjo juga mengungkapkan, Presiden Jokowi secara tegas meminta Wakapolri dan Ketua KPK untuk menjaga komunikasi yang baik, dan tetap berkoordinasi dalam melakukan langkah penegakan hukum. Jokowi juga memberi arahan kepada dua kepala institusi itu agar tidak terjadi gesekan dalam upaya penegakan hukum di Indonesia.
Pernyataan Tedjo ini sekaligus untuk menepis kabar yang menyebutkan, Presiden Jokowi marah besar terhadap ketua KPK dan Wakapolri dalam pertemuan di Istana Bogor, Jumat kemarin.
Sebelumnya, sebuah pesan singkat beredar hari ini, yang mengatakan Presiden Jokowi marah besar terhadap kedua pimpinan lembaga tinggi itu. "Itu tidak benar, beliau hanya menasehati kedua pimpinan institusi tersebut," ujar Tedjo.
"Kita akan mencarikan jalan terbaik, karena Bapak Presiden menginginkan save KPK, save Polri. Sebagai kepala negara, beliau dengan tegas mengatakan agar keduanya segera menjernihkan suasana. Jangan ada gesekan di kedua institusi tersebut," ucap Menko Polhukam Tedjo Edhy Prajitno. (Sun/Ans)
Advertisement