Liputan6.com, Manila - Lebih dari 30 orang tewas dalam pertempuran antara polisi dan kelompok pemberontak di Filipina selatan. Di antara yang tewas adalah 27 anggota satuan elite polisi.
Peristiwa terjadi Minggu 25 Januari 2014 dini hari, ketika polisi masuk ke Desa Tukanalipao, Filipina selatan, untuk memburu seorang tersangka terorisme," demikian diberitakan BBC, Senin (26/1/2015).
Desa itu dikuasai oleh kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Kedatangan poliisi mengejutkan pemberontak dan kemudian terjadi pertempuran yang berlangsung selama beberapa jam.
"Polisi mencari tersangka teroris Zulkifli bin Hir tetapi tidak mengkoordinasikan langkah mereka dengan komite gencatan senjata di daerah itu," ucap pejabat lain seperti dikutip dari VOA News.
Advertisement
Setelah berlangsung pemberontakan selama puluhan tahun di Mindanao, pemerintah Filipina menandatangani kesepakatan perdamaian dengan Front Pembebasan Islam Moro untuk mengakhiri pertempuran. Sebagai imbalannya pemerintah Filipina memberi otonomi pada propinsi-propinsi di bagian selatan yang mayoritas dihuni warga Muslim.
Wartawan BBC, Michael Bristow, mengatakan langkah-langkah yang diterapkan pemerintah untuk mencegah insiden seperti itu tak sukses.
Bentrokan terbaru ini, lanjutnya, akan menguji kekuatan perjanjian perdamaian yang diteken tahun lalu. Malaysia menjadi penengah perundingan sehingga dicapai kesepakatan.
"Bentrokan antara aparat dan MILF kali ini merupakan yang pertama tahun ini," ujar seorang pejabat yang tak disebutkan identitasnya. (Tnt/Yus)