Punya 30 Ribu Pegawai, Jack Ma Sebut Alibaba Masih `Bayi`

Meski telah memiliki 30 ribu karyawan, miliarder Jack Ma, pemilik Alibaba Group menyebut perusahaannya masih `bayi`.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 26 Jan 2015, 22:37 WIB
(Foto: Today Online)

Liputan6.com, Davos - Perusahaan pemilik situs belanja online asal China, Alibaba Group tahun lalu mengejutkan banyak investor karena mampu mencetak pendapatan hingga US$ 21 miliar saat pertama kali melantai di bursa. Saat ini meski telah memiliki 30 ribu karyawan, miliarder Jack Ma, pemilik Alibaba Group menyebut perusahaannya masih `bayi`.

Dia yakin, perusahaan masih terlalu awal untuk mencapai seluruh potensinya.

"Dibandingkan 15 tahun lalu, kami memang perusahaan besar. Tapi dibandingkan 15 tahun ke depan, kami masih bayi sekarang," ungkap Jack Ma saat menghadiri acara World Economic Forum di Davos pekan lalu seperti dikutip dari CNBC, Senin (26/1/2015).

Dia menjelaskan, dia juga ingin membantu perusahaan Eropa dan Amerika Serikat untuk menjual lebih banyak barang pada para konsumen di China. Selain itu, dia barharap dapat terhubung dengan negara-negara di seluruh dunia seperti perusahaan Norwegia yang mampu menjual produknya ke Argentina.

Miliarder kedua terkaya di Asia ini juga mengatakan, e-commerce mungkin akan terlupakan begitu saja dalam 15 tahun ke depan. Pasalnya para konsumen akan mencari berbagai benda baru setiap hari.

Ma juga mengungkapkan visinya tentang bagaimana digitalisasi mempengaruhi cara orang untuk membeli, menjual dan berkomunikasi. Dalam kisahnya pengusaha China ini juga menceritakan saat dia ditolak bekerja di KFC dan justru muncul di Davos untuk menginspirasi banyak pemuda.

Kini melalui data statistik terbaru, sebanyak 100 juta pelanggan mengunjungi situs Alibaba setiap harinya. Dia juga telah mampu menciptakan 14 juta pekerjaan di seluruh China baik secara langsung maupun tidak langsung.

Perusahaannya kini telah mempekerjakan sebanyak 30 ribu pegawai. Dia yakin ke depan Alibaba dapat menciptakan lebih banyak lowongan pekerjaan yang dapat mendorong ekonomi China. (Sis/Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya