Kader Tak Ingin PAN Terus di Bawah Bayang-bayang SBY

Jika independensi telah tergadaikan, menurut kader PAN asal Cilacap, dipastikan sebuah partai akan sulit mendapat simpati publik.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 27 Jan 2015, 08:00 WIB
Warga Ibu Kota mengikuti mudik bareng Partai Amanat Nasional di Jakarta, Selasa (23/8). Sebanyak 109 bus disediakan untuk mengangkut sekitar 5.000 pemudik.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Kongres IV Partai Amanat Nasional (PAN) di Bali pada akhir Februari nanti, sejumlah Ketua DPD PAN menegaskan supaya partai berlambang matahari terbit tersebut menjaga independensinya dari pihak luar, terutama kekuatan partai lain.

Ketua DPD PAN Cilacap, Jawa Tengah, Muharno Fauzi mengungkapkan, PAN sebagai salah satu partai besar di Indonesia harus bisa menjaga independensinya dari kekuatan partai lain. Independensi sangat penting bagi arah gerak sebuah partai politik untuk merangkul suara rakyat dalam jumlah besar.

Namun jika independensi telah tergadaikan dipastikan sebuah partai akan sulit mendapat simpati publik. Menurut Muharno, di era kepemimpinan sekarang tampak PAN berada di bawah bayang-bayang kekuatan partai lain.

"Fakta itu sulit dibantah, terlebih dengan melihat kedekatan Pak Hatta (Hatta Rajasa) dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Sebagai kader kita tidak ingin PAN terus berada di bayang-bayang SBY," kata Muharno di Jakarta, Senin (26/1/2015).

Pernyataan senada disampaikan Ketua DPD PAN Blitar Heri Romadhon. Menurut dia, arah politik PAN ke depan tidak akan jauh berbeda dengan sekarang jika PAN kembali dipimpin Hatta. Masyarakat akan tetap melihat bahwa PAN seolah menjadi underbow Demokrat. Kenyataan tersebut jelas terlihat karena selama ini Hatta menjadi anak manis di mata SBY.

"Jika PAN menargetkan menjadi partai pemenang di 2019, berarti PAN mesti bertransformasi menjadi partai yang disegani, punya sikap politik yang jelas, dan tidak ikut-ikutan," jelas Heri.

Menjelang Kongres PAN yang kurang beberapa minggu ini, imbuh Heri, sudah saatnya bagi semua kader PAN untuk berbenah dan mengevaluasi pergerakan partai selama lima tahun ke belakang.

"Kita harus berkata jujur apakah PAN mengalami kemajuan atau justru terjadi stagnasi gerakan di bawah kepemimpinan PAN. Menurut saya, sekarang adalah momentumnya bagi PAN untuk melakukan regenerasi kepemimpinan," tandas Heri.

Bursa Ketum

Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPP PAN Amien Rais mengatakan ada 2 kandidat yang akan ikut dalam ajang perebutan kursi Ketua Umum PAN, yakni Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan.

Amien mengungkapkan, kedua calon ini memiliki pengalaman yang cukup. Terlebih, kedua pesaing yang ingin menjabat sebagai ketua umum partai berlambang matahari itu sama-sama pernah berpartisipasi di eksekutif maupun legislatif.

Amien sebelumnya menyebut PAN butuh pembaharuan dengan adanya ketua umum baru, yakni Zulkifli Hasan. "Kalau Pak Hatta lagi, tidak ada perubahan. Kalau Pak Zul (Zulkifli Hasan) maju ada pembaruan," ujar dia. (Ans)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya