Liputan6.com, New York - Kondisi badai salju di pantai timur Amerika pada Selasa 27 tidak seburuk prediksi para peramal cuaca. Namun Gubernur negara bagian New York dan New Jersey mulai mencabut larangan bepergian setelah Selasa subuh.
Sementara Dinas Cuaca Nasional menurunkan tingkat peringatan badai salju kuat bagi Kota New York menjadi badai musim dingin.
"Ini tak seperti hal-hal yang kita takutkan bakal terjadi," kata Walikota New York Bill de Blasio seperti dikutip dari VOA News, Rabu (28/1/2015).
Sebelumnya ia memperingatkan badai tersebut dapat menjadi salah satu yang terburuk yang akan dihadapi kota New York.
Bursa Saham New York beroperasi normal pada Selasa, tetapi markas besar PBB serta banyak sekolah dan tempat bisnis di berbagai penjuru kawasan timur laut yang ditutup.
Sementara itu salju yang turun di Massachusetts termasuk yang paling lebat. Angin berkecepatan hingga 126 kilometer per jam tercatat di pulau Nantucket, Massachusetts, Pada Selasa malam waktu setempat.
Kawasan pesisir Connecticut, Maine, Massachusetts, New York dan Rhode Island hingga Selasa malam masih dikenai peringatan badai salju kuat.
Perjalanan di kawasan timur laut pun masih lumpuh. Lebih dari 4.500 penerbangan dibatalkan pada hari Selasa, menurut FlightAware.com, dan layanan kereta api dihentikan di New York, Boston dan daerah-daerah lain.
Badai itu tidak mengenai kota Washington DC, ibukota Amerika, yang hanya mengalami salju ringan bercampur hujan. Kantor pemerintah dan sekolah pemerintah dibuka dua jam lebih lambat untuk memberi waktu perjalanan ekstra bagi warga.
Advertisement
Cuaca buruk di Long Island, New York, ternyata memakan korban. Seorang pria dilaporkan tewas di tengah hujan salju dan angin kencang pada Senin 26 Januari malam, ketika ia menabrak sebuah tiang lampu sewaktu sedang berseluncur dengan ban di atas salju. (Tnt/Mut)
Baca Juga