100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK, Bagaimana Gerak IHSG?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai cenderung mendatar sejak pengumuman kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jan 2015, 17:19 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) hampir mencapai 100 hari. Jelang 100 hari pemerintahan Jokowi-JK, pengumuman politik, ekonomi dan kebijakan lainnya telah dikeluarkan.

Lalu bagaimana pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 100 hari pemerintahan Joko Widodo?

Sejak Jokowi-JK dilantik pada 20 Oktober 2014, IHSG telah naik 4 persen dari 5.040,53 pada penutupan perdagangan saham 20 Oktober 2014 ke level 5.277,14 pada penutupan perdagangan saham 27 Januari 2015.

Di masa 100 hari pemerintahan Jokowi-JK, IHSG telah mencetak rekor baru di kisaran 5.323,88, atau naik 70,70 poin. Meski demikian, IHSG dinilai cenderung bergerak mendatar dari penutupan perdagangan saham 8 September 2014 di kisaran 5.246 menjadi 5.277,14 pada Selasa 27 Januari 2015. IHSG hanya naik tipis 0,5 persen.

Dalam riset PT Bahana Securities, Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su menuturkan, selama 100 hari pemerintahan Jokowi-JK, pasar saham cenderung fokus melihat sinyal kesuksesan dan kegagalan program Jokowi-JK untuk jangka panjang.

Sejauh ini, menurut Harry, pelaku pasar merespons variatif terhadap rencana program Jokowi-JK yang ditunjukkan oleh kinerja indeks saham.

"IHSG relatif mendatar sejak 8 September 2014 sejak menang. Saat itu indeks sudah price in kemenangan Jokowi," ujar Harry, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (28/1/2015).

Harry menambahkan, pelaku pasar cenderung kecewa terhadap kebijakan politik di masa 100 hari pemerintahan Jokowi-JK. Di kebijakan ekonomi, Harry mengatakan, pemerintah tertolong dengan harga minyak dunia merosot. Bila harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak diturunkan maka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan menjadi lebih parah.

"Tadi pas harga BBM naik pertumbuhan GDP kami estimasi lima persen. Sekarang pertumbuhan GDP kami naikkan 5,4 persen karena harga BBM diturunkan," kata Harry.

Dalam asumsi dasar ekonomi makro tahun 2014 dan 2015, pertumbuhan ekonomi dipatok di kisaran 5,5 persen pada APBN-P 2014. Di APBN 2015 dan RAPBN-P 2015 di kisaran 5,8 persen.

Adapun kebijakan ekonomi yang telah dilakukan pada 100 hari pemerintahan Jokowi-JK antara lain:

1. Harga minyak dinaikkan pada 17 November 2014

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan menaikkan harga BBM bersubsidi yang efektif pada 18 November 2014. Harga BBM bersubsidi naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500.

2. Penyesuaian skema tarif listrik pada 26 Desember 2014

Pemerintah mengizinkan PLN untuk menyesuaikan tarif listrik untuk 12 golongan pelanggan disesuaikan dengan nilai tukar rupiah dan dolar, harga minyak dan inflasi.

3. Kebijakan harga BBM pada 31 Desember 2014

Pemerintahan Jokowi-JK kembali menurunkan harga BBM bersubsidi dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 pada 31 Desember 2014. Selain itu, pemerintah juga masih memberikan subsidi untuk solar sekitar Rp 1.000 menjadi Rp 7.250 per liter.

4. Harga BBM bersubsidi kembali diturunkan pada 16 Januari 2015

Seiring harga minyak dunia merosot, pemerintah Jokowi-JK kembali menurunkan harga BBM bersubsidi dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 6.600 per liter. Lalu harga solar turun dari Rp 7.250 menjadi Rp 6.400 per liter.

5. Pemerintah revisi  anggaran untuk ruang fiskal

Selain itu, pemerintah juga mengumumkan harga semen turun Rp 3.000 per sak terutama yang diproduksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Bahana Securities pun menurunkan peringkat sektor semen dari netral menjadi underweight. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya