Harga Gas Industri RI 3 Kali Lipat Lebih Mahal Dibanding Malaysia

Menurut Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Harjanto, harga gas ideal untuk sektor industri US$ 5 per MMBTU agar industri bersaing.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Jan 2015, 18:38 WIB
(FOTO:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan industri nasional seharusnya diimbangi oleh ketersediaan bahan baku berbasis minyak dan gas bumi. Namun sayangnya bahan baku ini belum mampu mengimbangi pertumbuhan tersebut.

Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan, terjaminnya pasokan gas bagi sektor industri sangat diperlukan bagi pelaku usaha industri manufaktur.

"Terhambatnya pasokan gas, akan melemahkan daya saing khususnya industri baja nasional," ujar Harjanto di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Rabu (28/1/2015).

Menurut Harjanto, saat ini harga gas di Indonesia termasuk paling mahal jika dibandingkan dengan gas yang dijual di negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini yang membuat industri dalam negeri sulit bersaing.

"Untuk harga gas alam regional di Malaysia hanya UD$ 3,69 per MMBTU ( Million Metric British Thermal Unit) dan Singapura menyentuh US$ 3,94 per MMBTU. Sedangkan di Indonesia, harga gas industri mencapai US $10,2 per MMBTU," lanjutnya.

Harjanto mengungkapkan, harga gas yang ideal bagi sektor industri yang diusulkan pelaku usaha sebesar US$ 5 per MMBTU. Dengan demikian, industri dalam negeri bisa bersaing.

"Kami akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar harga gas bagi sektor industri bisa mengalami penurunan," tandasnya. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya