Pedagang Kaki Lima Juga Harus Pakai Sistem e-Money

Ahok mengatakan, para pedagang kaki lima (PKL) juga harus menerapkan sistem pembayaran dengan uang elektronik.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 29 Jan 2015, 11:52 WIB
E-ticketing atau e-money ini adalah mempermudah transaksi pembelian tiket KRL tanpa harus mengantri saat membeli tiket KRL. Jakarta, Senin (16/6/14) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan program Lesh Cash Society yang diusung Bank Indonesia, pemerintah DKI Jakarta terus mendorong penggunaan uang elektronik di kalangan masyarakat Ibu Kota. Ke depan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang lebih dikenal dengan sapaan Ahok mengatakan, para pedagang kaki lima (PKL) juga harus menerapkan sistem pembayaran dengan uang elektronik.

"Ke depan, bapak ibu kalau mau belanja atau makan dari PKL di tempat yang sudah kami atur, tidak bisa lagi bayar pakai uang kontan," tegasnya saat menghadiri peluncuran pembayaran parkir menggunakan uang elektronik di Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Rencananya, pada Maret, para pedagang kaki lima di kawasan Monas akan mulai didorong untuk menerapkan penggunaan uang elektronik. Ahok mengatakan, terdapat sekitar 399 pedagang kuliner di kawasan tersebut.

"Jadi kami akan memaksakan para PKL untuk menggunakan kartu seperti naik bus dan bayar parkir, pakai uang elektronik," katanya.

Dengan begitu, pemerintah DKI Jakarta bisa mengantongi data lengkap para pedagang kecil di Ibu Kota. Hal ini juga penting agar pemerintah daerah setempat dapat melacak pedagang kaki lima mana yang menjual makanan dengan bahan baku berbahaya.

"Nanti bisa tahu PKL yang jual ketoprak siapa, nasi goreng siapa, kadar gula garamnya berlebihan atau tidak, karena sekarang Jakarta sudah overweight," ungkapnya.

Dia mencatat sekitar 85 persen BPJS Kesehatan Jakarta habis digunakan untuk cuci darah, diabetes, jantung dan sebagainya.  Ahok menegaskan, tak akan segan-segan menghentikan usaha para PKL yg tertangkap basah melanggar aturan.

"Yang dagang di pasar kami lalu ketahuan ada bahan kimia tiga kali, kami usir dari pasar Jakarta, yang kena kanker banyak lantaran itu," tandasnya. (Sis/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya