Liputan6.com, Jakarta - Tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan beberapa fakta mengenai jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Termasuk, apa yang terjadi sesaat sebelum pesawat hilang kontak dan ditemukan di perairan Selat Karimata.
Anggota tim investigasi AirAsia QZ8501 Captain Ertata Lananggalih menjelaskan, pesawat sempat turun perlahan dari atas awan. Pesawat lalu hilang kontak dan mendekati permukaan air laut.
Ertata menjelaskan, pesawat memang terbang stabil pada ketinggian 35.000 kaki. Pesawat berbelok ke kiri dan menyetabilkan bodi pesawat dan ketinggiannya. Tak lama kemudian, pesawat naik.
"Pesawat naik 37.000 kaki selama sekitar 30 detik," jelas Ertata di Kantor KNKT, Jakarta Kamis (29/1/2015). Tak lama setelah naik, pesawat lalu turun agak menukik kembali ke ketinggian 35.000 kaki. Lalu, pesawat turun perlahan hingga hilang kontak.
"Kira-kira habis itu pelan-pelan turun dan seterusnya, turun pelan-pelan selama sekitar 3 menit 20 detik sampai rekamannya tidak terdengar lagi," ungkap Ertata.
Pilot Boeing 737 yang sudah terbang selama 40 tahun itu tidak bisa memastikan apa yang terjadi di atas pada waktu itu. Dia hanya menjelaskan, apa yang ada dalam data hasil download Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
Ketua tim investigasi Mardjono Siswosuwarno mengatakan, seluruh rekaman baik pada FDR dan CVR berakhir pada 23.20 GMT. "FDR dan CVR rekamannya berakhir pada jam 23.20 GMT," ujar Mardjono.
Pesawat AirAsia yang berangkat dari Bandara Internasional Juanda pada Minggu 28 Desember 2014, pukul 05.20 WIB, itu seharusnya tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura, pukul 08.30 WIB. Namun hilang kontak pada pukul 06.17 WIB.
Pesawat AirAsia tersebut berisi 162 orang yang terdiri dari penumpang dan kru. Sebanyak 56 jenazah penumpang AirAsia telah terindentifikasi, sementara lainnya masih dalam identifikasi dan pencarian. (Mvi/Sun)
Advertisement