Sumber Energi Gas Masih Menarik Meski Harga BBM Turun

Saat ini harga premium yang sebesar Rp 6.700 per liter masih lebih tinggi ketimbang harga BBG Rp 3.100 per liter setara premium.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Jan 2015, 17:04 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) masih menarik meski harga Bahan Bakar Minya (BBM) mengalami penurunan.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, saat ini harga premium yang sebesar Rp 6.700 per liter masih lebih tinggi ketimbang harga BBG Rp 3.100 per liter setara premium.

"Harga  Rp 6.500  dengan sekarang Rp 3.100 masih setengahnya,"  kata Wira, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Wira mengungkapkan, meski harga BBM turun merefleksikan harga minyak dunia. Program Konversi BBM ke BBG masih berjalan. Karena dengan perbedaan harga yang cukup jauh tersebut penggunaan BBG masih menarik.

"Meski harga BBM turun, program Konversi BBM ke BBG masih menarik," ungkapnya.

Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diperkirakan akan mengganggu pengembangan program Konversi BBM Ke Bahan Bakar Gas (BBG).

Analis Energi dari Bower Group Asia Rangga R Fadillah mengungkapkan, semakin murahnya harga BBM akan menyulitkan pengembangan bahan bakar alternatif seperti gas.

"Harga minyak makin terjangkau membuat pengembangan energi alternatif tambah sulit," pungkasnya. (Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya