Indonesia Diramalkan Jadi Raja Kopi Dunia

"Dari 10 kopi terbaik di dunia beberapa di antaranya dari Indonesia salah satunya kopi Toraja," kata Ketua AEKI Jateng Mulyono Susilo.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 29 Jan 2015, 18:01 WIB
Gorontalo kini juga memiliki andalan lain selain jagung, yaitu kopi pinogu.

Liputan6.com, Semarang - Gaya hidup masyarakat dunia terhadap kopi, seperti menantang para pemain kopi Indonesia. Karenanya, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah memproyeksikan bahwa Indonesia akan menjadi raja kopi dunia, sebab kebutuhan kopi dunia terus meningkat.

Menurut Ketua AEKI Jawa Tengah Mulyono Susilo,  kebutuhan kopi dunia saat ini masih lebih banyak dipenuhi oleh Brazil dan Vietnam, padahal luas lahan pertanian komoditas kopi di dua negara tersebut mulai terbatas dan sulit untuk dikembangkan.

Diperkirakan, jika Indonesia bisa lebih fokus dalam mengembangkan tanaman tersebut maka tidak menutup kemungkinan kebutuhan kopi di sejumlah negara besar akan dipenuhi oleh Indonesia.

"Indonesia sendiri sudah memiliki pangsa pasar yang cukup luas di sejumlah negara besar di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, dan Jepang. Ditambah lagi Indonesia memiliki keunggulan yaitu dari 10 kopi terbaik di dunia beberapa di antaranya dari Indonesia salah satunya kopi Toraja," kata Mulyono, Kamis (29/1/2015).

Ditambahkan oleh Mulyono, jika diukur dari hasil panen saat ini Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Vietnam. Sebagai gambaran, jumlah produksi kopi di Indonesia pada 1 hektare (ha) lahan rata-rata antara 1-1,2 ton, sedangkan di Vietnam bisa mencapai 2-3 ton.

"Lahan kopi di Indonesia mencapai 1,1 juta ha, sedangkan di Vietnam hanya 630 ribu ha. Logikanya Indonesia mampu menghasilkan jauh lebih banyak kopi dibandingkan Vietnam," kata Mulyono.

Tingginya volume produksi di Vietnam sangat dipengaruhi pemilihan bibit dan kemampuan petani dalam merawat tanaman kopi. Meski demikian, sejumlah Pemerintah daerah sudah mulai memperluas lahan kopi di antaranya di Pangalengan Jawa Barat, Bali, dan Papua.

"Perluasan lahan itu jika diimbangi dengan pemilihan bibit dan kemampuan petani dalam merawat tanaman akan berdampak baik pada volume panen. Dalam hal ini kita tidak hanya harus berkonsentrasi pada ekspor tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan kopi pasar dalam negeri yang terus meningkat," kata Mulyono. (Edhie/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya