Minum Jamu Jadi Cara Menangkal Serangan Globalisasi Buat TKI

Menurut Hanif, kampanye minum jamu ini sangat penting untuk kembangkan di era globalisasi seperti saat ini.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Jan 2015, 11:02 WIB
Menko PMK Puan Maharani berbincang dengan para penjual jamu keliling di sela-sela acara minum jamu bersama di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Jumat (16/1/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) pada hari ini mendapat giliran untuk menggelar program Jamu Bersama. Program yang serupa juga telah dilaksanakan di beberapa kementerian sebelumnya.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Hanif Dhakiri mengatakan, kampanye minum jamu ini sebenarnya sesuai dengan visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu Nawacita.

"Hari ini kami dapat jatah membantu mengkampanyekan pentingnya industri berbasis budaya, yaitu jamu yang sebenarnya sesuau yang dekat dengan program Nawacita," ujarnya di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, Jumat (30/1/2015).

Menurut Hanif, kampanye minum jamu ini sangat penting untuk kembangkan di era globalisasi seperti saat ini. Terlebih lagi jika berkaitan dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri.

"Di tengah globalisasi mereka cukup rentan terhadap serangan budaya lain. Seperti di Hongkong sering kali serapan kulturnya begitu cepat, sehingga tradisi nilai budaya mereka jadi tidak kentara lagi," lanjutnya.

Oleh sebab itu, upaya kampanye ini merupakan cara yang positif dalam rangka mempertahankan dan memperkenalkan budaya Indonesia melalui para TKI.

"Ini proses pembangunan yang baik. Ini melestarikan kebudayaan Indonesia sehingga menjadi keunggulan komparatif," tandasnya. (DNy/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya