Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini tengah menghadapi masalah kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan. Salah satu daerah yang dilanda kekeringan adalah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau yang terjadi selama Agustus hingga September 2023 yang disertai El Nino, membuat 25 desa di tujuh kecamatan di Wonogiri terancam kekeringan. Hal itu berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Advertisement
Selain itu, Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Trias Budiono menyebut ada potensi kekeringan berat dan kemarau panjang di Wonogiri karena tahun ini kemarau disertai dengan El Nino.
Atas dasar hal tersebut, Lautan Berlian menunjukkan komitmennya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia dengan menggelar kegiatan amal di Desa Ngandongrejo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Kegiatan yang berlangsung pada 28-30 September 2023 ini merupakan bagian dari inisiatif 'Aksi Nyata Membangun Jejak Baik untuk Indonesia' yang diluncurkan oleh Lautan Berlian bersama komunitas Mitsubishi Pajero Club Indonesia, Jabodetabek Area Chapter (MPCI JAC) dan MPCI Peduli.
"Kami percaya bahwa akses terhadap sanitasi yang baik dan air bersih adalah hak dasar setiap individu. Melalui 'Aksi Nyata Membangun Jejak Baik untuk Indonesia', kami berupaya untuk terus memberikan kontribusi positif dan mendukung kualitas hidup masyarakat di seluruh Indonesia," ujar Manajemen Lautan Berlian Deden S Nugraha melalui keterangan tertulis, Selasa (3/10/2023).
"Kegiatan kepedulian akan terus kami laksanakan agar memberikan manfaat pada masyarakat dan juga mengajarkan pada keluarga MPCI bahwa berbagi pada sesama adalah hal yang sangat menyenangkan," jelas dia.
Bangun Infrastruktur
Deden menjelaskan, pada kegiatan kali ini, Lautan Berlian berfokus pada pembangunan infrastruktur sanitasi dan penyediaan air bersih, dua hal yang menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat Wonogiri.
"Sebagai bentuk komitmen nyata, Lautan Berlian memberikan donasi berupa pembangunan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) 2 unit serta pemasangan 2 toren dengan kapasitas 5100L. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat," tegas Deden.
Selain itu, Lautan Berlian juga memberikan bantuan air bersih sebanyak 600.000L yang disalurkan melalui 100 tangki dan pembagian sembako yang dilakukan untuk 100 KK.
Sementara itu, Ketua MPCI JAC Munas Sidabutar menuturkan bahwa bantuan yang diberikan kepada masyarakat di Desa Ngandongrejo karena daerah mereka termasuk yang terdampak El Nino atau kemarau panjang.
"Kegiatan charity di Wonogiri ini juga menjadi bukti nyata dari visi dan misi Lautan Berlian yang tidak hanya fokus pada bisnis, namun juga berkomitmen untuk turut andil dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," tandas Munas.
Advertisement
BPBD Guyur 715 Ribu Liter Air Bersih untuk 20 Desa Terdampak Kekeringan di Probolinggo
Sebelumnya, krisis air bersih dampak dari musim kemarau sejak Juni masih berlanjut saat ini di sejumlah desa di Kabupaten Probolinggo.
Berdasarkan data, hingga 30 September 2023 tercatat sebanyak 32 dusun yang tersebar pada 20 desa di 10 kecamatan mengalami kekeringan, sehingga terdampak krisis air bersih.
Petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Probolinggo Silvia Verdiana di Probolinggo, menyatakan pihaknya sudah menyalurkan 715 ribu liter air bersih untuk membantu warga yang dilanda kekeringan.
Adapun desa-desa yang dilanda kekeringan tersebut tersebar di Kecamatan Tegalsiwalan, Wonomerto, Banyuanyar, Tongas, Bantaran, Kuripan, Sukapura, Lumbang, Leces, dan Tiris.
Pihak BPBD mendistribusikan air bersih itru berdasarkan permohonan dari pemerintah desa setempat dan hasil kaji awal Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana.
"Hingga saat ini telah terlaksana 127 kali distribusi air bersih sejak Juni hingga akhir September 2023 dengan jumlah air yang disalurkan sebanyak 715.000 liter air bersih, kemudian 13 tandon air dan 37 jerigen telah terdistribusi sebagai penanganan darurat krisis air bersih di Probolinggo," katanya.
Jumlah warga terdampak krisis air bersih yang tersebar di 10 kecamatan tersebut, kata Silvia Verdiana, sekitar 37.766 jiwa atau 12.648 kepala keluarga (KK).
Jumlah daerah terdampak kekeringan itu fluktuatif sejak tahun 2013 hingga 2023 tergantung faktor yang mempengaruhi, misalnya berkurangnya volume air, mengeringnya sumber mata air, tidak ada cadangan air maupun faktor infrastruktur lainnya.
"Saat ini sebagai upaya penanganan darurat telah dilaksanakan distribusi air bersih dan logistik kekeringan serta pemantauan di beberapa daerah yang berisiko tinggi kekeringan," katanya.
Menanam Pohon
Sebagai upaya lanjutan diperlukan kajian dan pemantauan kembali terkait beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kekeringan di Kabupaten Probolinggopada tahun ini.
"Kami imbau masyarakat agar menerapkan upaya mitigasi bencana kekeringan seperti memanfaatkan sumber daya air secara lebih efektif dan efisien, kemudian memprioritaskan penggunaan air untuk keperluan minum dan masak atau keperluan air bersih lainnya," katanya.
Selain itu, kata Silvia, warga juga diajak untuk menanam banyak pohon di sekitar kawasan rawan kekeringan, kemudian membuat waduk yang disesuaikan dengan kondisi geografisnya, memperbanyak daerah resapan air, dan menerapkan budaya konservasi.
Sementara untuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu tercatat sebanyak 10 kejadian tersebar di Kecamatan Sukapura, Sumber, dan Banyuanyar termasuk Wilayah Savana Gunung Bromo yang menjadi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Advertisement