Liputan6.com, Jakarta Istilah Lupus tidak hanya mengacu pada sebuah novel dengan karakter utama pria muda yang hobi mengunyah permen karet. Lupus adalah nama penyakit autoimun tubuh yang belum diketahui dengan pasti penyebabnya.
Seseorang yang terkena penyakit lupus akan merasakan gejala seperti demam, kelelahan, nyeri sendi, kaku, ruam merah pada pipi, luka kulit, sakit kepala hingga nyeri di dada. Penyakit ini paling sering menyerang perempuan, terutama pada perempuan Afrika-Amerika, Hispanik dan Asia dibanding pada perempuan Kaukasia.
Advertisement
Menurut pemerhati lupus, Naomi Tobing, penyakit ini belum ada obatnya. Sehingga obat yang kini diberikan sekadar untuk mengendalikan penyakit ini. Pengonsumsian obat bisa membuat gejala lupus mereda, namun nanti bisa flare (kambuh) kembali jika ada pencetusnya.
Penyakit tahunan ini akan sering membuat odapus (orang dengan lupus) mengalami kecemasan, lebih sensitif dan berputus asa. Sebagai seorang sahabat maupun teman dari odapus, Naomi Tobing menyarankan lima hal berikut dalam edukasi lupus yang digelarnya dalam Jakarta Culinary Pasport ditulis Sabtu (31/1/2015) berikut.
1. Selalu terus berikan dukungan dalam bentuk perhatian untuk membantu odapus bisa menerima keadaan dan tidak menyebabkan stres. Stres sendiri adalah salah satu pemicu flare lupus muncul.
2. Miliki rasa humor saat bersamanya. Suasana cair penuh tawa akan membuatnya lebih bahagia dan sedikit melupakan penyakitnya.
3. Sabar menghadapi odapus.
4. Isi kegiatan bersamanya dengan hal positif yang menggali potensi diri odapus.
5. Segala sesuatu berasal dari Tuhan, meminta kekuatan Tuhan agar odapus ikhlas menerima ujian kehidupan ini.