Liputan6.com, Jakarta - Merasa terjebak di badan yang salah, atau karena alasan pribadi lainnya, sejumlah orang akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi ganti kelamin.
Seiring waktu berlalu, sebagian dari mereka memutuskan untuk kembali, ke jenis kelamin yang ditentukan saat mereka dilahirkan. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi.
Advertisement
Berikut kisah 8 pria transgender yang menjalani operasi ganti kelamin, namun akhirnya memutuskan kembali menjadi pria, seperti Liputan.com kutip sebagian dari Oddee.com. Simak kisahnya, dan dengan segala hormat, tanpa merasa harus menghakimi:
1. Permintaan terakhir sang ayah
"The only thing that is constant is change"... "Tak ada yang abadi, kecuali perubahan itu sendiri."
Ungkapan dari filsuf kuno Herakleitos mungkin cocok mengambarkan kisah hidup Mark Marzo -- pria yang mengalami banyak perubahan dalam hidupnya.
Ia yang mengaku penyuka sesama jenis sejak lahir pernah menjalani operasi ganti kelamin, untuk menjadi perempuan.
Namun, pesan terakhir dari sang ayah yang tak lagi panjang umurnya, yang ingin mendapatkan cucu darinya, mengubah segalanya. Mark pun kembali menjadi lelaki.
Meski punya preferensi seksual tak biasa, Mark yang merupakan anak bungsu dari 13 bersaudara, adalah anak kesayangan sang ayah.
Karena keluarganya tak mampu membiayai hidupnya, Mark tinggal bersama tantenya yang mencurahkan kasih sayang tanpa syarat untuknya.
Tumbuh besar, Mark yang suka dunia hiburan, memutuskan bekerja menjadi Mama-san di sebuah bar untuk kaum homoseksual di Jepang pada 1989.
Seperti dikutip dari situs The Dailypedia, dari penghasilannya itu, ia mengumpulkan banyak uang untuk menjalani operasi ganti kelamin.
Mark Marzo pun menjadi Maria Corazon Marzo dan menikah dengan seorang pria.
"Hal tak disangka lalu terjadi, ayahnya yang sakit parah meminta cucu darinya. Dan yang mengejutkan, ia bersedia mewujudkannya dan mengubah kembali jenis kelaminnya. Balik ke asal," demikian dimuat Oddee.com.
Dengan bantuan Sheryl Ocampo, teman sekaligus kolega yang bersedia hamil lewat pembuahan in vitro atau bayi tabung. Pada 2001 putra mereka Andrei lahir.
Kini, Mark bekerja sebagai manajer area di sebuah salon di Ortigas, Filipina. Ia kini memilih sendiri, fokus pada pekerjaaannya.
Jadi perempuan itu melelahkan...
2. Jadi perempuan terlalu melelahkan...
Pada tahun 2007, Matthew menjalani operasi ganti kelamin dengan biaya US$15 ribu. Ia pun menjadi Chelsea Attonley.
Namun, belakangan ini, ia berubah pikiran. Warga Inggris tersebut meminta para pembayar pajak di Britania Raya membiayai operasi senilai US$ 22 ribu agar ia bisa kembali menjadi pria lewat layanan kesehatan nasional atau National Health Service (NHS). Alasannya, hidup sebagai wanita sangat melelahkan.
"Aku selalu ingin menjadi perempuan. Namun, sebanyak apapun operasi yang dilakukan tak akan menjadikanku memiliki tubuh perempuan. Aku seperti menjalani hidup dalam kebohongan," kata dia, seperti dikutip dari Washington Times.
"Aku membutuhkan operasi ini demi kesehatan mentalku. Aku beruntung hidup di negara yang memiliki layanan kesehatan gratis," kata warga London berusia 30 tahun itu.
Untuk kembali jadi pria, Attonley harus meniadakan implan payudara dan menjalani operasi rekonstruksi penis.
Namun, tak semua sepakat dengan rencananya itu. Alex Wild, direktur The TaxPayers’ Alliance (TPA) mengatakan, NHS harus memprioritaskan penanganan medis yang krusial.
Advertisement
Transgender termuda yang ingin kembali jadi pria
3. Transgender termuda yang ingin kembali jadi pria
Ria Cooper menjadi pusat pemberitaan pada 2011 saat ia menjadi pasien operasi ganti kelamin termuda di Inggris.
Pada usia ke-17 -- setelah bertahun-tahun memohon pada keluarga dan NHS untuk mengubahnya menjadi seorang gadis.
Namun, belum setahun menjadi perempuan, pada usia 18 tahun ingin kembali menjadi pria, setelah mengalami penderitaan mental sebagai kaum hawa.
Cooper membatalkan operasi ganti kelamin penuh yang dijadwalkan dan membatalkan terapi hormon perempuan yang memungkinkannya mengembangkan payudara. Ia merasa, perubahan yang ia alami sangat berlebihan dan membuatnya tak bahagia.
Terlahir sebagai Brad Cooper, ia mulai berpakaian seperti perempuan pada usia 12 tahun. Tiga tahun kemudian, pada 15 tahun, Cooper memohon pada dokter untuk mengubahnya jadi perempuan.
Meski menjalani penilaian psikologis menyeluruh dan konseling di Hull Royal Infirmary sebelum memulai terapi perubahan seks, Cooper mengaku sangat menderita. Ia sempat mencoba bunuh diri 2 kali.
"Di malam ketika saya berusaha mengiris nadi, saya minum sebotol penuh Jack Daniel’s dan merasakan betapa kesepiannya diriku. Keputusanku telah mengasingkan keluargaku. Dan aku harus menjadi pria lagi untuk mengakhirinya," kata dia seperti dimuat Daily Mail.
Maaf, saya amnesia...
4. Maaf, saya amnesia...
Pada 2013, Don Ennis, seorang editor ABC News menjalani operasi ganti kelamin. Hanya 3 bulan. Ayah 3 anak itu memutuskan untuk kembali menjadi pria.
Awalnya, Don Ennis masuk kerja menggunakan gaun hitam pendek dan wig. Pada para koleganya, ia minta dipanggil Dawn. Kala itu, ia mengaku mengalami 'ketidakseimbangan hormon tak biasa' dan lebih nyaman hidup sebagai perempuan.
Ia juga mengganti gambar profilnya, mengganti jenis kelamin dari pria menjadi wanita. Apa yang ia lakukan menimbulkan kegemparan sekaligus kebingungan di kalangan rekan dan keluarganya.
Tiga bulan kemudian, Ennis yang sudah bercerai dengan istrinya selama 17 tahun, datang ke kantornya sebagai lelaki.
Ia mengklaim menderita amnesia dan menuduh istrinya memakaikannya wig, mendandaninya sebagai wanita, dan membuat kartu identitas palsu dengan nama 'Dawn'.
Jurnalis asal Danbury, Connecticut menjelaskan, kenangannya selama 14 tahun telah kembali.
Setahun kemudian, Ennis kembali menjadi Dawn. Untuk kali itu, ia dipecat dari pekerjaannya.
Advertisement
Menyesal setelah 8 Tahun
5. Menyesal setelah 8 tahun
Pada usia 42 tahun, Walt Heyer adalah pria beristri yang bahagia. Ia dan pasangannya memiliki 2 anak.
Namun, ia kemudian memutuskan untuk ganti kelamin menjadi perempuan -- sebuah keputusan yang belakangan ia sebut sebagai "luar biasa dan destruktif" dalam hidupnya.
Dan, 8 tahun kemudian ia memutuskan untuk kembali jadi laki-laki.
Kini, pada usia 74 tahun, warga Los Angeles itu mengklaim, ia seharusnya tak pernah diizinkan menjalani operasi ganti kelamin.
Awalnya, ia ingin jadi perempuan. Sejak kecil, usia 5 tahun, ia merasa terjebak di tubuh yang salah. Namun, perasaan gembira bisa berubah sesuai yang dia inginkan tak bertahan lama.
Alat kelamin Walt dipotong sebagai bagian dari transformasinya. Ia juga mendapatkan implan payudara, perawatan untuk mengurangi rambut pada wajahnya, juga mendapatkan terapi hormon estrogen.
Pada pertengahan 1980-an, Walt mulai menyadari, keinginannya untuk ganti kelamin berakar dari trauma masa kecilnya. Bukan kelainan genetik. Namun, penyesalan datang terlambat.
Hanya 8 tahun setelah mengabiskan uang 200 ribu poundsterling, ia kembali menjadi Walt Heyer.
Kini, melalui situsnya "Sex Change Regret", ia berperan sebagai penasihat tak resmi untuk mereka yang mempertimbangkan untuk menjalani operasi ganti kelamin.
"Awalnya setelah menjalani prosedur ganti kelamin, seseorang mengalami euforia, merasa mendapatkan apa yang diperjuangkan sekian lama," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail.
"Lalu orang itu akan merasa indah dan luar biasa, awalnya merasa bahwa hidup akan menjadi lebih baik. Lalu, waktu berlalu, dan hal-hal tak menyenangkan terjadi dalam hidup. Itulah kenyataan."
Konglomerat yang ganti kelamin 2 kali
6. Konglomerat yang ganti kelamin dua kali
Ia dikenal sebagai Charles Kane. Seorang pengusaha properti yang kaya raya. Dan sukses dalam segi apapun.
Pria itu punya properti senilai jutaan poundsterling, gelar sarjana hukum, yacht mahal, jajaran mobil Mercedes teranyar, dan lemari pakaian yang dipenuhi karya desainer. Namun, ia tak bahagia.
Meski dikelilingi perempuan, namun hubungannya tak pernah awet. Kebanyakan kisah cinta berakhir setelah kencan pertama, saat para kekasihnya mengetahui rahasia masa lalunya.
Ini rahasianya itu: terlahir sebagai Sam Hashimi, ia pernah menjalani operasi ganti kelamin pertamanya pada tahun 1997, lalu yang kedua, bertransformasi menjadi Samantha Kane yang glamor dan pirang.
Lalu, pada 2004, setelah 7 tahun hidup sebagai perempuan, ia memutuskan kembali menjadi pria.
Implan payudaranya diangkat, 3 operasi di bagian intim dilakukan di klinik London's Charing Cross Hospital untuk merekonstruksi alat kelamin prianya, menggunakan jaringan dari perutnya.
Kini, Charles yakin ia menderita penurunan mental, ia mulai mempertanyakan apapun, termasuk seksualitasnya.
"Setelah apa yang saya lalui, saya sekarang berpikir bahwa operasi ganti kelamin seharusnya tidak diperbolehkan. Harus dilarang," kata dia seperti dimuat Daily Mail.
"Kita hidup dalam masyarakat yang konsumtif di mana kita semua percaya kita bisa memiliki semua yang kita inginkan. Tapi, terlalu banyak pilihan bisa jadi berbahaya."
Advertisement
Kembali jadi pria setelah 32 Tahun
7. Kembali jadi pria setelah 32 Tahun
Pada 2013, warga asli Texas, Philip Porter memutuskan kembali ke jenis kelamin aslinya: pria. Sebelumnya, ia telah hidup 32 tahun sebagai transgender perempuan.
Tumbuh besar di dekade 1970-an, Porter menghadapi skeptisisme dan penghinaan dari dokter dan psikolog ketika ia pertama kali mengungkapkan niatnya ingin menjadi perempuan.
"Pada masa itu, tak ada Google. Kita tak punya internet. Sulit untuk menemukan dokter atau psikolog yang bersedia mendengar kisahku," kata dia.
Akhirnya, Porter menemukan dokter di Dallas, Texas yang bersedia membantunya. Akhirnya, ia bertemu dokter di Dallas, Texas yang membantunya.
"Saya berada di kantornya pada hari berikutnya, setelahnya, aku memulai hidup sebagai perempuan. Aku sukses melakukannya dan bahagia selama 32 tahun -- aku adalah seorang cheerleader NFL dan penari topless selama bertahun-tahun."
Namun 32 tahun hidup sebagai Phoebe, Porter mulai gelisah, ia mempertimbangkan kembali ke masa lalunya. Sebagai pria.
Pada 2009, ia berhenti mengonsumsi hormon dan memulai perjalanan untuk kembali menjadi lelaki.
Kembali menjadi pria sebelum bunuh diri
8. Kembali menjadi pria sebelum bunuh diri
Pada akhir April 2007, penulis olahraga Mike Penner mempublikasikan artikel yang lain daripada yang lain, berbeda dengan ribuan tulisan yang pernah ia buat untuk Los Angeles Times.
Judulnya, "Old Mike, new Christine," di dalamnya ia mengumumkan identitas barunya. Sebagai perempuan.
"Hatiku sakit dan tak nyaman, perasaan yang tak tertahankan ketika aku menjadi pria," kata dia. "Menjadi perempuan adalah sebuah sukacita dan pemenuhan."
Artikel berakhir dengan catatan yang penuh harapan: "Ini bisa menjadi awal dari hubungan yang indah."
Mike Pener sontak terkenal mendadak. Sebagai Christine Daniels.
Ia menceritakan kisahnya dalam konferensi transeksual di seluruh negeri, menjadi simbol keberanian bagi komunitas transgender.
Setahun kemudian, Christine Daniels menghilang. Mike Penner kembali bekerja, hidup sebagai pria, dan menulis artikel dengan nama prianya.
Ia yang sebelumnya vokal tentang alasan untuk menjadi Christine, memilih diam soal latar belakangnya untuk kembali menjadi pria. Kali itu, tidak ada esai, tidak ada penjelasan.
Satu tahun setelah itu, dia bunuh diri. Jasadnya ditemukan di garasi parkir kompleks apartemen di mana ia tinggal sendirian, Penner bunuh diri. Mike Penner meninggal dunia pada usia 52 tahun.
Rekan dan kerabat berduka untuk kepergian dua orang. Upacara pelepasan dilakukan terpisah: satu untuk Mike dan satu untuk Christine. (Ein/Riz)
Advertisement