Liputan6.com, Moskow - Serangan mendadak Rusia ke wilayah Ukraina beberapa waktu lalu membuat Uni Eropa memutuskan untuk memperpanjang sanksi ekonomi yang telah diberikan sebelumnya pada Rusia. Pimpinan salah satu bank terbesar di Rusia, Andrey Konstin mengatakan, sanksi lanjutan Eropa pada Rusia sama saja dengan deklarasi perang ekonomi global.
"Perang ekonomi pasti memberikan dampak negatif pada ekonomi Rusia, tapi keamanan dan dialog politik di Eropa akan terkena dampak yang sangat negatif. Dan siapa yang mau tinggal di dunia yang tak aman?" tutur CEO VTB Bank tersebut seperti dikutip dari CNBC, Senin (2/2/2015).
Advertisement
Para menteri luar negeri Eropa pekan lalu memutuskan untuk memperpanjang larangan perjalanan dan pembekuan aset para pengusaha Rusia hingga September mendatang. Sanksi yang telah diberikan sejak tahun lalu itu sebenarnya nyaris berakhir.
"Kami punya pendapat yang sangat kuat terkait sanksi tersebut. Sanksi-sanksi itu dalam kata lain berarti perang ekonomi dengan Rusia," katanya.
Kostin mengatakan, sanksi yang diberikan Uni Eropa dan Amerika Serikat merupakan cara yang salah untuk memperlakukan Rusia. Itu akan memicu goyahnya stabilitas ekonomi negara-negara di Eropa.
Sebelumnya, ekonomi Rusia juga telah menderita karena terkena dampak dari serangkaian sanksi dan isonlasi dari perdangangan dan bisnis internasional. Ekonomi Rusia juga terkena hantaman dari anjloknya harga minyak yang mencapai sekitar 60 persen sejak Juni 2014.
Kondisi tersebut mengurangi pendapatan ekspor Rusia secara drastis. Sebagai konsekuensinya, ekonomi Rusia dapat memasuki masa resesi tahun ini.
Merespons sanksi tersebut, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan, Rusia selalu mendapatkan banyak penjegalan terkait aliran modal dan perdagangan.
"Tentu saja, sanksi apapun dapat berdampak buruk karena secara keseluruhan itu berarti perlambatan ekonomi global. Tapi hidup harus terus berjalan," pungkasnya. (Sis/Ndw)