Januari Terjadi Deflasi, IHSG Tergelincir 21 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 21,66 poin ke level 5.267,73 pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Feb 2015, 12:09 WIB
Mengikuti bursa global dan regional, Indeks Harga Saham Gabungan turun tipis 8,3 poin ke level 4.983 pada pra pembukaan perdagangan saham.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi sekitar 0,24 persen pada Januari 2015 belum berdampak ke laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selama sesi pertama perdagangan saham hari ini, IHSG bergerak di zona merah.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham hari ini, IHSG turun 21,66 poin (0,41 persen) ke level 5.267,73. Indeks saham LQ45 melemah 0,53 persen ke level 907,18. Seluruh indeks saham acuan tergelincir ke zona merah di sesi pertama hari ini.

Ada sebanyak 165 saham bergerak di zona merah sehingga menekan IHSG. Selain itu, hanya ada 94 saham bergerak di zona hijau. Sedangkan 73 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 109.186 kali dengan volume perdagangan sekitar 2,71 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,96 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,04 persen, sektor saham tambang menguat 0,12 persen, dan sektor saham keuangan mendaki 0,20 persen.

Sektor saham yang tertekan antara lain sektor saham industri dasar turun 1,31 persen, sektor saham perdagangan melemah 1,03 persen, dan sektor saham aneka industri merosot 1,01 persen.

Selama sesi pertama perdagangan, saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham DAJK naik 5,71 persen ke level Rp 740 per saham, saham TAXI menguat 4,12 persen ke level Rp 1.010 per saham, dan saham NIRO mendaki 3,29 persen ke level Rp 220 per saham.

Saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham CPIN turun 4,17 persen ke level Rp 3.790 per saham, saham LPKR melemah 3,08 persen ke level Rp 1.100 per saham, dan saham LPPF meluncur 3,06 persen ke level Rp 15.050 per saham.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih berada di jalur konsolidasi wajar. Pelaku pasar dinilai belum terlalu merespons pengumuman rilis data makro ekonomi. Menurut William, deflasi pada Januari ini memang di luar perkiraan. Hal itu mengingat sejumlah ekonom memprediksikan, Januari akan terjadi inflasi tapi kecil.

"Biasanya deflasi terjadi di akhir kuartal pertama. Mungkin dampak pengumuman deflasi terjadi di sesi kedua," kata William saat dihubungi Liputan6.com.

Willliam menuturkan, IHSG tertekan selama sesi pertama ini didorong dari bursa saham regional melemah. Hal itu seiring data manufaktur China turun. Ditambah tren penguatan dolar. Berdasarkan data RTI, rupiah tercatat 12.705 terhadap dolar Amerika Serikat.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, pengumuman deflasi Januari 2015 tercatat 0,24 persen dapat membawa angin segar ke IHSG pada sesi kedua perdagangan saham hari ini. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya