Impor Premium Turun Sedangkan Pertamax Naik

Peningkatan impor Pertamax karena konsumsinya juga meningkat tiga kali lipat dari 800 Kl per hari menjadi 2600 Kl per hari.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Feb 2015, 15:11 WIB
Sebuah plang tempat pengisian BBM non subsidi terpampang di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu (24/12). BPH Migas menyatakan kuota BBM bersubsidi tinggal 1,7% atau 782.000 kiloliter dari total yang dianggarkan pada APBN-P 2014. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax meningkat menjadi 2 juta Kilo liter (Kl) per bulan, sementara impor Premium menurun 1 juta Kl per bulan.

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, saat ini konsumsi Premium mengalami penurunan sehingga berpengaruh pada jumlah impor. Awalnya, rata-rata impor yang dilakukan Pertamina untuk Premium sebesar 10 juta barel per bulan, namun kemudian turun menjadi 9 juta barel per bulan.

Sebaliknya, impor Pertamax mengalami peningkatan. Peningkatan  impor tersebut karena konsumsi Pertamax juga meningkat tiga kali lipat dari 800 Kl per hari menjadi 2600 Kl per hari.

"Tapi Pertamax naik. Jadi saya impor Pertamax 2 juta barel, tadinya 1 juta barel. Jadi yang terjadi adalah switching," kata Ahmad di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/2/2015).

Menurut Bambang, peningkatan konsumsi Pertamax tersebut dapat menguntungkan Pertamina. Pasalnya, Pertamax merupakan bisnis murni perusahaan.

"Kalau dampak bagi Pertamina kan bagus, karena Pertamax itu tidak subsidi. Jadi kami punya untung. Jadi PSO dari kemarin rugi," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya