Wantimpres Jokowi Lanjutkan Tradisi Tak Beri Saran ABS ‎

Wantimpres periode 2010-2014 era Presiden SBY melaksanakan serah terima jabatan dengan Wantimpres periode 2015-2019 era Presiden Jokowi.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 03 Feb 2015, 15:49 WIB
Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan digelar setelah Wantimpres melakukan rapat internal terkait polemik Polri-KPK, Rabu (28/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wantimpres periode 2010-2014 era Presiden SBY melaksanakan serah terima jabatan dengan Wantimpres periode 2015-2019 era Presiden Jokowi. Serah terima jabatan dilakukan secara seremonial dengan penandatangan penyerahan laporan kerja.

‎Ketua Wantimpres periode 2010-2014 Emil Salim menyatakan, tugas jabatan yang diembannya terbilang aneh, karena tidak bisa dibagikan ke publik.

"Kami ucapkan maaf karena tak ada ungkapan atau cerita karena menurut aturan tak boleh bicara pada publik, hanya pada presiden. Pertimbangan itu bersikap confidential (rahasia)," ujar Emil di Kantor Wantimpres, Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Walau selama menjabat tidak bisa diungkap pertimbangan apa saja yang diberikan, Emil menuturkan di akhir masa jabatannya hal itu bisa dipertanggungjawabkan. "5 Tahun yang kami lakukan sudah diberikan tertulis bisa dibaca kalau ada waktu untuk tahu per‎kembangan selama ini. Kami terima kasih kepada Presiden SBY," imbuh dia.

Kepada Wantimpres di era Presiden Jokowi, Emil berpesan agar pertimbangan yang diberikan tidak untuk menyenangkan presiden saja. ‎Ia menegaskan pentingnya untuk memberitahukan pada presiden mana yang hitam dan mana yang putih, tidak kabur-kabur.

"Pertimbangan yang disampaikan bukan apa yang beliau mau dengar, tapi yang perlu beliau dengar atau baca. Bukan ABS, asal bapak senang. Wantimpres selama 5 tahun bisa ukur apakah kami penuhi kewajiban kami, semoga bapak-ibu bisa meneruskan dan lebih maju di bawah kepemimpinan Jokowi-JK. Selamat bekerja," tegas Emil.

Ketua Wantimpres 2015-2019, Sri Adiningsih memastikan dirinya bersama anggota Wantimpres lain tak akan memberikan pertimbangan yang mau didengar oleh presiden saja. Segala pertimbangan yang diberikan akan disesuaikan dengan visi-misi Jokowi.

"‎(Pak Emil) Dia sudah sampaikan pertimbangan tak asal bapak senang, bisa sejalan atau buat presiden senang tapi kalau dipandang baik untuk bangsa ya tetap harus disampaikan yang tak mau didengar presiden. Kita akan lanjutkan tradisi tersebut, Wantimpres 2015-2019 komitmen lanjutkan tradisi, kita akan kerja bersama atau perorangan yang terbaik pada Presiden. Presiden ada buku putih yang ada visi-misi untuk ubah Indonesia jadi negara berdaulat di politik, berdikari ekonomi, dan berkepribadian di budaya‎," papar Sri.

Sri juga menuturkan, begitu dilantik, Wantimpres langsung bekerja, melakukan rapat secara intensif, dan langsung membagi tugas per bidang kemampuan. "Kita paham tak ada yang ahli semuanya. Senang sekali diberi oleh Pak Emil Salim bekal untuk dipelajari saat beri pertimbangan ke Presiden. Bila diperlukan kita mau belajar dari bapak-ibu supaya dalam jalankan tugas bisa berjalan dengan baik dan lancar," tandas Sri. (Mut)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya