Liputan6.com, Jakarta Informasi yang banyak beredar di masyarakat saat ini adalah tentang bahan tambahan pangan atau food additive yang ditambahkan ke dalam produk minuman ringan merupakan penyebab penyakit. Misalnya saja pemanis buatan, pengawet, pewarna, dan juga karbonasi (CO2) yang digunakan di dalam minuman bersoda.
Bahkan, informasi itu kerap dicurigai sebagai penyebab terjadinya peningkatan risiko berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti kerusakan ginjal, diabetes, hingga obesitas. Apakah benar demikian?
Ketua Umum Pusat Informasi Produk Makanan dan Minuman (PIPIMM), Suroso Natakusuma, menjelaskan bahwa di era komunikasi yang terbuka seperti sekarang ini, informasi seputar makanan dan minuman beredar begitu cepat, yang kerap membuat masyarakat kebingungan.
"Isu keamanan produk pangan serta dampak kesehatan dari mengonsumsi produk makanan dan minuman merupakan isu yang sangat penting. Maka itu, masyarakat harus mendapatkan informasi yang benar, yang didukung dengan data akurat dan komprehensif," Kata Suroso seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Health-Liputan6.com pada Selasa (3/2/2015)
Di sisi lain, Pakar Teknologi Pangan dan Gizi, Profesor Made Astawan menjelaskan, food additive atau BTP (bahan tambahan pangan) merupakan bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam jumlah sangat sedikit ke dalam pangan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan.
"Tapi, jangan takut dulu ketika mendengar BTP, karena harus dibedakan antara bahan kimia yang masuk ke dalam kategori food grade dan non-food grade," kata Made.
Semua BTP, terang Made, merupakan bahan kimia dengan kategori food grade yang memang telah diuji keamanannya dan sudah mendapatkan pengakuan dunia sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi. Masalah utamanya ada pada persoalan jumlah konsumsi. Bila berlebihan, pasti akan mendatangkan masalah. Itu tidak hanya berlaku untuk minuman ringan tetapi juga untuk makanan atau minuman lain. Perlu diperhatikan juga bahan makanan lain yang bisa menyebabkan munculnya penyakit.
Jadi, menurut Made, tak semata bahan tambahan pangan itu juga yang menyebabkan penyakit. Banyak makanan yang dikenal tradisional bahkan megnandung gula atau garam berlebih. Parahnya, kita sendiri tak tahu takarannya berapa.
Advertisement