Ini Gebrakan Rachmat Gobel Selama Jadi Mendag

Selama perjalanan 100 hari tersebut, Mendag Rachmat Gobel mengklaim telah melakukan berbagai gebrakan. Apa saja?

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Feb 2015, 08:20 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan blusukan ke Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Selasa (18/11/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sudah memasuki masa perjalanan tiga bulan. Selama perjalanan 100 hari tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengklaim telah melakukan berbagai gebrakan.

"Sejak saya menduduki kursi Mendag, saya sudah berdiskusi dengan seluruh pejabat eselon I sampai IV. Komitmen kami, mendorong pertumbuhan industri, bukan melemahkan industri," terang Rachmat di depan anggota Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (3/2/2015) malam.

Komitmen tersebut, sambungnya, menentukan arah kebijakan dan strategi yang mendukung industri dalam negeri. Kemendag, tambah dia, sepakat mendukung visi Presiden Jokowi dalam hal kedaulatan pangan dan kemaritiman yang memberi dampak bagi masyarakat luas.

"Menjaga pasar Indonesia, konsumen dari keselamatan, keamanan dan kesehatannya. Melakukan operasi pasar untuk membenahi produk yang nggak berkualitas termasuk pakaian bekas. Sebab ini mengganggu kesehatan masyarakat, walaupun murah tapi menimbulkan biaya sosial besar di segi kesehatan," jelas dia.

Terobosan lainnya, Rachmat mengaku, peningkatan ekspor sampai 300 persen atau mencapai US$ 450 miliar dalam beberapa tahun mendatang. Upaya ini untuk mengejar ketertinggalan 5-10 tahun lalu dengan memperkuat pasar domestik.

"Kami ingin melindungi konsumen Indonesia, sebab inilah yang dikatakan Presiden Jokowi saat kunjungan bilateral dengan China, Amerika Serikat, Rusia, dan negara lain supaya Indonesia jangan cuma dilihat dari pasarnya," tegas dia.

Terpenting, Rachmat menargetkan penciptaan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan dalam kurun waktu lima tahun ke depan mengingat penduduk Indonesia masih banyak berada di bawah garis kemiskinan. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya