Sebagian Wilayah Jakarta Berpotensi Mati Lampu Hari Ini

Agar pasokan listrik tetap terjaga, untuk sementara PLN mengisi minyak isolasi kabel setiap 4 jam sekali sebanyak 200 liter.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Feb 2015, 11:47 WIB
Ilustrasi Mati Lampu(Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang (PLN Disjaya) mengumumkan bahwa sebagian wilayah Jakarta berpotensi mengalami pemadaman listrik pada hari ini. Pemadaman tersebut disebabkan karena adanya kerusakan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV penghantar Gardu Induk Plumpang dan Gardu Induk Gambir Baru dengan daya 120 MW.

Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Disjaya, Mambang Hertadi mengungkapkan, SKTT 150 KV tersebut mengalami kerusakan akibat pengeboran horizontal dari Perusahaan Air Minum (PAM) tanpa koordinasi dengan PLN terlebih dahulu.

"Pengeboran tersebut menimbulkan bocornya minyak pendingin yang sekaligus berfungsi sebagai pelindung kabel (isolasi)," kata Mambang, di Jakarta, Rabu (4/2/2015).

Menurut Mambang, agar pasokan listrik tetap terjaga, untuk sementara PLN mengisi minyak isolasi kabel setiap 4 jam sekali sebanyak 200 liter. Sedangkan untuk memperbaiki kerusakan pada kabel tersebut, ia memperkirakan akan berlangsung kurang lebih 12 jam.

Dalam proses perbaikannya, PLN berupaya meminimalisir dampak wilayah padam dengan melakukan manuver atau pengalihan beban pada jaringan 20 kV.

"Apabila proses pengalihan beban tidak cukup untuk meminimalisir wilayah padam, maka akan ada sebagian wilayah Jakarta yang berpotensi terkena pemutusan aliran listrik sementara selama 3 jam bergantian," ungkap Mambang.

PLN mengharap partisipasi masyarakat untuk menghemat pemakaian listrik dengan mematikan peralatan listrik yang tidak diperlukan dan bagi pelanggan yang memiliki genset, dimohon untuk mengaktifkannya.

"Selanjutnya PLN Disjaya menghimbau kepada seluruh pemilik utilitas jaringan bawah tanah untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan PLN apabila akan melakukan pengeboran," pungkasnya.

(Pew/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya