Intel China Temui Tokoh NU Minta Bantuan Bendung ISIS

Salah satu Ketua PBNU Adnan Anwar mengatakan, ISIS sudah menyiapkan dana Rp 125 triliun.

oleh Bangun Santoso diperbarui 04 Feb 2015, 13:19 WIB
Ilustrasi ISIS Iraq

Liputan6.com, Jambi Diam-diam Pemerintah China melalui intelijennya bertemu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dalam pertemuan ini, pemerintah China meminta bantuan NU membendung penyebaran ISIS ke Negara Tirai Bambu itu.

Hal ini diungkapkan salah satu Ketua PBNU, Adnan Anwar, saat menghadiri diskusi bersama kader Ansor Jambi, di Sekretariat Gerakan Pemuda Ansor Jambi, Selasa 3 Februari 2015 malam.

Adnan mengungkapkan, organisasi ISIS sudah bergerak ke seluruh dunia baik China maupun Indonesia. Untuk itu, NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia siap ikut ambil bagian membendung penyebaran ISIS.

"NU merupakan penopang dalam membendung masuknya ISIS ke Indonesia. ISIS sudah menyiapkan dana Rp 125 triliun. Memang saat ini telah kita wanti-wanti," ujar Adnan.

Kapasitas NU yang sudah diakui sebagai organisasi Islam besar, mendorong Pemerintah China meminta bantuan NU dalam membendung ISIS.

"Pemerintahan China melalui tim intelijennya meminta PBNU membantu mecegah masuknya ISIS ke China," ungkap Adnan.

Adnan menjelaskan, dengan masuknya ISIS ke China, besar kemungkinan ISIS akan mudah masuk dan berkembang di Indonesia. Sebab, China merupakan ‘jalur sutra’ serta lintasan para wali dalam menyebarkan agama Islam pada awal penyebaran Islam di Indonesia.

"Selain Pemerintah China, sebelumnya Amerika Serikat dan Arab Saudi juga telah meminta bantuan NU untuk menghadapi ISIS," ujar Adnan.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Jambi Imam Sibawaihi meminta kader muda NU dan Ansor ikut berjihad memperjuangkan cita-cita ulama NU.

"NKRI dan Pancasila bagi NU merupakan harga mati yang harus dipertahankan selamanya. Kita harus menjadi garda terdepan dalam perjuangan ideologi tersebut," ucap Imam. (Sun/Sss)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya