Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terpaksa gigit jari karena bus Mercedes Benz sumbangan dari Tahir Foundation tidak diperbolehkan beroperasi di Jakarta. Hal ini bukan pertama kali terjadi, karena sebelumnya ada saja aturan yang berbenturan dengan bus sumbangan yang datang.
"Kita mana bisa lawan pemerintah, tunggu saya jadi Presiden baru gue pecat. Itu makanya saya bilang kan, saya bukan suudzon, saya merasa setiap kali kalau ada orang menyumbang bus dari Transjakarta sampai bus tingkat itu dikerjain saya, selalu dikerjain. Tujuannya apa? Jangan-jangan agar kita impor lagi, masak merk Weicai Rp 3,3 miliar, Marcedez Benz Rp 2,8 miliar, dari mana?" ujar dia.
Kementerian Perhubungan memang melarang bus asal Jerman itu beroperasi karena ada beberapa spesifikasi yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah. Misalnya saja, berat bus harus 31 ton. Belum lagi soal chasis yang masih dipermasalahkan. Hal ini jelas membuat Ahok kesal.
"Saya nggak tahu, yang berkuasa kan mereka. Saya makanya bingung, Transjakarta yang gandeng itu menyalahin PP lho, karena beratnya melebihi 31 ton, kenapa boleh? Gubernur berhak mendiskresikan karena jalan saya yang bikin, hancur kan urusan saya. Nah sekarang bus Mercedes malah lebih ringan, masa nggak boleh? Cuma gara-gara administrasi nggak boleh, sementara kita butuh bus, ya dah lah," jelas dia.
Soal tudingan bus telah dimodifikasi, Ahok menilai semua angkutan yang ada di Jakarta chasis-nya telah dimodifikasi. Mulai Kopaja, molen, truk, kontainer sudah tidak asli. "Jadi cuma cari-cari alasan, sudah biasa cari alasan," pungkas Ahok. (Ado/Sss)
Ahok: Setiap Ada yang Mau Kasih Bus, Saya Pasti Dikerjain
Soal tudingan bus telah dimodifikasi, Ahok pun melawan. Dia menilai semua angkutan yang ada di Jakarta chasisnya telah dimodifikasi.
diperbarui 04 Feb 2015, 14:31 WIB(Liputan 6 TV)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Kabar Gembira! Gaji Guru ASN dan Non-ASN Naik di Tahun 2025
Sekjen OECD Yakin Keanggotaan RI pada OECD Mampu Dukung Visi Indonesia Emas 2045
Wakil Ketua MPR: Kelancaran Pilkada Bukti Indonesia Semakin Matang Berdemokrasi
Syarat Wali Nikah dalam Islam, Ini Solusi Lengkap Problematika Perkawinan di Masyarakat
Pengusaha AS Semringah Scott Bessent jadi Calon Menkeu Kabinet Trump
Kisah Nabi Yusuf yang Tampan Digoda Zulaikha
Hasil Quick Count Indikator Pilgub Jateng Suara Masuk 100%: Andika-Hendi 41,69%, Luthfi-Yasin 58,31%
Nyoblos di Pilkada Jakarta 2024, Inul Daratista Ikut Pilihan Adam Suseno
Edy Rahmayadi Menang Telak di TPS 44 Lokasinya Nyoblos
Klaim Menang Hasil Hitung Cepat Pilwalkot Bogor, Dedie-Jenal Sujud Syukur
Maruarar Pelototi Banyak Kawasan Kumuh di Aset Milik KAI
Ada Upah Lembur Saat Pilkada 2024, APINDO: Harus Dilaksanakan