Liputan6.com, Johannesburg - Tanggal 9 Februari 1994 menjadi yang bersejarah bagi Nelson Mandela dan Afrika Selatan. Hari itu, pemilik nama klan Madiba itu terpilih sebagai presiden yang pertama dari kalangan kulit hitam.
Pria dengan nama lengkap Rolihlahla Dalibhunga Mandela itu lahir pada 18 Juli 1918 di Desa kecil Mveso, Lembah Sungai Mbashe di Afrika Selatan. Nama depan Nelson diberikan oleh seorang gurunya di sekolah.
Ayahnya, Henry Mgadla Mandela, adalah penasihat keluarga kerajaan Thembu. Nelson kecil masih berusia 9 tahun ketika ayahnya meninggal. Dia kemudian diasuh oleh keluarga bangsawan Thembu, Jongintaba Dalindyebo.
Pada 1944, Nelson Mandela bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC), mula-mula sebagai aktivis sebelum mendirikan Liga Pemuda ANC hingga akhirnya menjadi presidennya.
Pada tahun yang sama, Mandela menikah dengan Evelyn Mase, yang memberinya 4 anak sebelum akhirnya bercerai pada 1958.
Pembantaian Sharpeville menandai berakhirnya perlawanan secara damai. Mandela yang waktu itu menjabat sebagai wakil presiden ANC memprakarsai kampanye untuk melancarkan sabotase ekonomi. Akibat aksinya itu, dia ditangkap dan didakwa melakukan sabotase serta berupaya menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.
Di ruang sidang Rivonia, Mandela mengungkapkan sendiri pembelaannya dengan menyampaikan keyakinannya tentang demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan. "Saya menghargai cita-cita masyarakat demokrasi dan bebas di mana semua orang hidup berdampingan dalam keselarasan dan memiliki kesempatan yang sama," tegas Mandela, seperti dimuat dari BBC, Senin (9/2/2015).
"Suatu cita-cita yang saya harap akan tercapai. Tetapi bila diperlukan, saya rela mati demi cita-cita ini."
Pada musim dingin 1964, Mandela dijatuhi vonis hukuman seumur hidup. Dia kemudian dijebloskan ke penjara di Pulau Robben selama 18 tahun sebelum akhirnya dipindahkan ke penjara Pollsmoor pada tahun 1982.
Selama Mandela dan para pemimpin ANC lainnya di balik jeruji besi, para pemuda di kota-kota berpenduduk kulit hitam Afrika Selatan tak tinggal diam. Mereka berupaya keras melawan pemerintahan minoritas kulit putih. Ratusan warga tewas dan ribuan terluka sebelum pemberontakan anak-anak sekolah berhasil dipadamkan.
Nobel Perdamaian
Pada 1980, mitra Mandela, Oliver Tambo, yang hidup di pengasingan, melancarkan kampanye internasional untuk membebaskan Mandela. Masyarakat dunia memperketat sanksi yang diberlakukan terhadap Afrika Selatan sejak tahun 1967 terhadap rezim apartheid.
Tekanan dunia ini membawa hasil. Pada tahun 1990, Presiden FW de Klerk mencabut larangan terhadap ANC dan Nelson Mandela dibebaskan dari penjara. Perundingan untuk membentuk suatu demokrasi multi-ras Afrika Selatan pun dimulai.
Mandela bersama Presiden Afrika Selatan, FW de Klerk, mendapat hadiah Nobel Perdamaian 1993.
Pada akhir 1993, untuk pertama kalinya dalam sejarah Afrika Selatan, masyarakat dari berbagai ras di negeri itu memberikan suara dalam pemilihan umum. Hingga akhirnya Mandela terpilih menjadi presiden ke-9 Afrika Selatan dengan suara mayoritas, pada akhir Februari.
Pada masa pemerintahannya, Mandela berupaya keras untuk menerapkan aturan yang adil tanpa membeda-bedakan latar belakang dan golongan tertentu. Namun ada masalah terbesar yang dihadapi Afrika Selatan kala itu, yakni kurangnya perumahan untuk kaum miskin dan daerah kumuh yang terus merebak di kota-kota besar.
Pada ulangtahun yang ke-80, Mandela menikah dengan Graca Machel, janda mantan Presiden Mozambik. Di usianya yang sudah uzur, dia kemudian mempercayakan urusan pemerintahan sehari-hari kepada wakilnya, Thabo Mbeki, dan memusatkan pada tugas seremonial sebagai pemimpin dan membangun citra baru Afrika Selatan di mata dunia.
Pada 1999, Nelson Mandela turun dari tampuk kepemimpinan negerinya. Mandela terus melanglang buana, bertemu dengan para pemimpin dunia, menghadiri berbagai konferensi dan menerima berbagai penghargaan setelah turun dari kursi kepresidenan.
Setelah resmi pensiun, sebagian besar kemunculannya di depan umum berkaitan dengan kerja Yayasan Mandela yang didirikannya untuk tujuan amal. Pada ulangtahunnya yang ke-89, Mandela membentuk Kelompok Sesepuh yang terdiri dari para tokoh dunia yang berupaya menawarkan keahlian dan bimbingan untuk menangani berbagai masalah sulit di dunia.
Pada tanggal 9 Februari tahun 1971, pesawat luar angkasa Apollo berhasil kembali ke Bumi. Pada tanggal yang sama di tahun 1969, pertama kalinya pesawat Boeing 747 diterbangkan. (Riz)
9-2-1994: Nelson Mandela Presiden Kulit Hitam Pertama Afsel
Saat itu, untuk pertama kalinya di Afrika Selatan, masyarakat dari berbagai ras di negeri itu memberikan suara dalam pemilihan umum.
diperbarui 09 Feb 2015, 06:00 WIBNelson Mandela
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mixing Minuman yang Bikin Segar di Segala Suasana, Ini Kreasinya!
Harga Kripto Hari Ini 20 September 2024: Bitcoin Kembali Menghijau
Klinik Vaksin Jakarta Barat untuk Rabies dan Manfaatnya, Simak Lokasinya
Target Pengunjung Terpenuhi, Transaksi IMHAX 2024 Tembus Rp 5,5 Miliar
Pentingnya Keamanan Data Pribadi, Ini 5 Alasan Mengapa Privasi Digital Harus Dijaga
Stafsus Arsjad Rasjid Dilaporkan Balik Anak Buah Umar Kei Terkait Kisruh Kadin
Dugaan Ada Keterlibatan Anak Ketua Parpol di Kasus Bullying SMA Binus, Polisi: Kami Cek di KK Tidak Ada
Cara Zodiak dalam Menghadapi Putusnya Pertemanan, Ada yang Kepoin Sahabatnya
Gelandang Kroasia Picu Perang Real Madrid dan Manchester United
Harga Minyak Melesat Usai The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan
Pemilik Followers Instagram Terbanyak di Dunia, Cristiano Ronaldo Urutan Berapa?
Penemuan Jenazah Anak Kecil di Pantai Lebak, Diduga Korban Pembunuhan