Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini melakukan kunjungan kenegaraan ke Brunei Darussalam. Jokowi menilai hubungan bilateral antara Indonesia dan Brunei merupakan hubungan paling stabil di antara negara serumpun, bila dibandingkan dengan Malaysia.
"Sampai saat ini hubungan bilateral, ya yang paling-paling stabil dengan Brunei," ujar Jokowi usai melakukan kunjungan ke Museum Nasional Brunei Darussalam di Kota Bandar Seri Begawan, Sabtu (7/2/2015).
Berbeda dengan hubungan Indonesia dan Malaysia -- yang kerap bersinggungan dalam masalah ketenagakerjaan dan isu perbatasan wilayah, hubungan bilateral Indonesia dan Brunei tidak pernah menemui masalah apa pun, termasuk dalam bidang ketenagakerjaan.
"Memang tidak pernah ada masalah, ada problem, kemudian tenaga kerja kita terlindungi baik. Jadi tidak banyak hal yang bermasalah seperti dengan WNI kita di sini. Jadi dapat dikatakan hubungannya stabil, nggak ada isu-isu krusial," ucap Jokowi.
Peningkatan Kerja Sama
Advertisement
Jokowi mengatakan, dalam pertemuan bilateral yang digelar di Istana Nurul Iman siang tadi, pemerintah Indonesia dan Brunei sepakat meningkatkan kerja sama antara 2 negara yang telah terjalin baik selama ini.
Menurut Jokowi, dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Nurul Iman Bandar Seri Begawan, Sultan Hassanal Bolkiah meminta agar hubungan kedua negara dipererat lagi. "Harapannya, hubungan lebih erat, diperberat lagi. Ini hubungannya sudah stabil, tak ada masalah apa pun," kata dia.
Menyambung apa yang dikatakan Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, kedua negara serumpun sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral khususnya di bidang ketenagakerjaan.
"Hasil pertemuan antara lain kedua negara sepakat meningkatkan hubungan kerja sama bidang ketenagakerjaan dan people to people contact," kata dia.
Jokowi pun menganggap, Brunei sangat membutuhkan tenaga kerja asal Indonesia. Terlebih, selama ini sekitar 1/6 dari total penduduk Brunei merupakan TKI, termasuk profesional seperti dokter dan pramugari.
"Jumlah WNI kita kurang lebih 1/6 jumlah penduduk Brunei dan sebagian besar adalah TKI, termasuk kaum profesional. Karena itu kita merasa perlu untuk meningkatkan kerja sama di bidang tenaga kerja," tandas Jokowi. (Rmn/Ans)