Liputan6.com, Jakarta Djujuk Djuwariyah komedian Srimulat meninggal karena kanker pada Jumat (6/2/2015) di RS Sardjito Yogyakarta pukul 15.22 wib. Kanker memang dikenal sebagai penyakit pembunuh nomor 2 setelah jantung. Peneliti Kanker dari Fakultas Kedokteran UGM Sofia Mubarika Haryana mengatakan di Indonesia, kanker payudara, kanker serviks, merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita. Sedangkan untuk pria, kanker paru , colon vesica urinaria , prostat, usus. Untuk anak – anak, kanker yang paling banyak diderita adalah kanker darah –leukemia, kanker pada bola mata - retinoblastoma, pada otot- rhabdomyosarcoma,pada syaraf- neuroblastoma.
Sofia menjelaskan bahwa kanker yang terjadi pada anak terjadi karena kelainan genetik yang dibawa sejak yang dipicu oleh kandungan zat berbahaya bagi kesehatan yang bisa memicu munculnya kanker tersebut. “Anak-anak berhak mendapatkan lingkungan yang sehat dan bersih terutama dari polusi dan asap rokok,” katanyadi Gedung S3 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (6/2/2015)
Sofia mengatakan, saat ini alat deteksi dini kanker terus menerus dikembangkan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. FK UGM sedang mengembangkan alat deteksi dini kanker nasofaring disamping metode pemeriksaan yang sudah ada. Dengan adanya alat deteksi ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap aware masyarakat terhadap penyakit kanker dan diharapkan dengan dukungan kemajuan teknologi, penyakit kanker pada penderita dapat diketahui pada stadium awal. Biasanya, penderita baru memeriksa penyakit kanker ketika sudah pada stadium lanjut. “Kanker ini bisa disembuhkan secara total apabila diketahui secara dini. Jadi, jangan tunda pemeriksaan untuk mengetahui secara dini,” terangnya.
Sofia menerangkan Fakultas Kedokteran UGM juga tengah melakukan penelitian terhadap berbagai tanaman obat sebagai pengganti obat kanker. Melalui kemajuan teknologi, beberapa tanaman-tanaman bahan alam yang diteliti tersebut seperti cengkeh, kunyit, dan sebagainya. “Untuk pengobatan penyakit kanker yang menjanjikan selanjutnya dicari dari strukturnya selanjutnya disintesis untuk diujicobakan,” ujarnya.
Meski demikian, pencegahan dini kanker menurut Sofia sangat penting dilakukan. Membiasakan pola hidup sehat dengan meminimalkan zat kimia seperti zat warna dan pengawet serta pengawasan dari Badan POM merupakan langkah wajib untuk meminimalisir bahaya penyakit kanker. Termasuk pemantauan secara rutin terhadap warung-warung di pinggir jalan sebenarnya dirasa perlu untuk mengantisipasi tertularnya penyakit melalui alat makan dan tempat makan yang kurang memperhatikan faktor hygiene.
Bahkan Taiwan, angka kanker serviks dan Nasopharynx turun drastis. Hal tersebut dikarenakan Taiwan belakangan ini sangat konsen untuk upaya pencegahan termasuk hygiene lingkungan, air dan pola hidup sehat bagi warganya. Hal tersebut nyata – nyata berhasil membuat angka kanker di Taiwan turun. “Kebersihan merupakan faktor utama tindakan preventif pencegahan kanker,” paparnya. (Fathi mahmud)
Advertisement