Monas dan Istana Kebanjiran, Ahok Pertanyakan Ada Sabotase

Hujan lebat pada Senin (9/2/2015) dini hari sempat merendam Istana Kepresidenan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 09 Feb 2015, 10:58 WIB
Pada tahun 2004 Basuki Tjahaja Purnama terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai ketua DPC Kabupaten Belitung Timur (Dok.Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir akibat hujan deras yang mengguyur Jakarta sudah hampir mengepung Ibukota. Bahkan, hujan lebat pada Senin (9/2/2015) dini hari sempat merendam Istana Kepresidenan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku bingung dengan kondisi ini. Menurut Ahok, tidak ada alasan Istana Negara atau pun Monas terendam banjir. Sebab, kondisi saluran air di sekitar wilayah itu sangat baik.

"Nggak ada alasan Monas-Istana terendam. Ini (Balaikota) juga terendam kan semalam, masuk ini. Makanya saya nggak tahu," ujar Ahok di Balaikota.

Menurut Ahok, saluran air di Pluit dan Manggarai sangat rendah. Masjid Istiqlal juga seharusnya selalu dalam posisi rendah. Kalau pun mulai tinggi air bisa dialihkan ke Gajah Mada-Hayam Wuruk yang posisi airnya juga rendah.

"Tadi saya terbangun jam 02.00 WIB karena hujan langsung cek CCTV, ternyata CCTV Istiqlal mati. Saya curiga terendam nih, pasti istana terendam. Saya nggak tahu sabotase atau sengaja, saya nggak berani menduga," ungkap Ahok.

Dirinya lalu curiga dengan kondisi CCTV Istiqlal yang tiba-tiba mati. Ahok juga langsung melakukan pengecekan ke beberapa pompa yang berada di lokasi lain seperti di Pasar Ikan dan semua dalam keadaan baik.

"Makanya saya begitu lihat CCTV Istiqlal connection lost, saya sudah curiga. Ada apa tiba-tiba. Saya lagi minta mereka jawab ke saya ini. Saya mau dengar jawaban. Sama kayak kasus Sunter, dia bilang nggak sengaja. Ya sudahlah kalau ini mau dibilang nggak sengaja," tandas Ahok. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya