Kesalahan yang Dibuat Orangtua terhadap Gigi Anaknya

Para ahli mengatakan banyak orangtua yang salah ketika berbicara tentang kebersihan mulut anaknya.

oleh Melly Febrida diperbarui 10 Feb 2015, 18:00 WIB
Foto Ilustrasi (foxnews)

Liputan6.com, Jakarta Gigi berlubang sebenarnya bisa dicegah sejak masih kecil. Namun, para ahli mengatakan banyak orangtua yang salah ketika berbicara tentang kebersihan mulut anaknya.

Menurut  Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebanyak 42 persen anak-anak usia 2 sampai 11 tahun memiliki lubang di gigi. Dan 21 persen anak berusia 6 sampai 11 tahun mengalaminya di gigi permanennya.

Berikut kesalahan terbesar orangtua untuk menjaga kesehatan gigi anaknya seperti dilansir Foxnews, Senin (9/2/2015):


1-3


1. Membiarkan anak menyikat gigi sendiri

Sebagian besar anak tak memiliki keterampilan motorik untuk menyikat gigi secara efektif sampai usia 8 tahun. Orangtua harus mengawasi anak menyikat dan memeriksanya untuk memastikan setiap permukaan gigi bersih.

"Ini bukan berarti mereka tak ingin melakukan pekerjaan yang baik, mereka hanya belum mampu secara fisik," kata Dr Edward H. Moody, Jr, presiden American Academy of Pediatric Dentistry.

2. Bayi tidur dengan botol

Ini adalah cara termudah yang menyebabkan kerusakan gigi, namun orangtua masih melakukan. Bahkan, menurut survei American Academy of Pediatric Dentistry, 85 persen orangtua mengatakan bukan ide yang baik membiarkan bayi tidur dengan botol susu atau jus, namun 20 persen tetap melakukannya.

"Entah botol itu pada waktu tidur atau cangkir sippy sepanjang hari, kebiasaan itu membuat gula dan bakteri meningkat di dalam mulut," kata Moody.

Jika bayi Anda terbangun di malam hari untuk minum dari botol, bersihkan mulutnya dengan kain kasa atau kain lembut atau sikat jika dia memiliki gigi.

"Jika Anda memulai sejak awal ini menjadi bagian dari rutinitas normal," katanya.

3. Terlambat membuat janji dengan dokter gigi

Ahli mengatakan umum untuk melihat anak-anak berusia 2 atau 3 tahun perlu anestesi umum untuk mengobati gigi berlubang dan infeksi. Salah satu penjelasan untuk ini adalah bahwa orangtua tidak membawa bayi mereka ke dokter gigi cukup dini.

Kunjungan pertama harusnya ketika gigi pertama muncul atau ulang tahun pertama bayi Anda. Kunjungan ke dokter gigi setiap enam bulan juga membantu anak Anda merasa nyaman dan bahkan bersemangat untuk pergi setiap kali.


4-7


4. Makanan sehat

Pisang, kismis, dan biskuit gandum tampaknya makanan sehat tetapi makanan itu lengket dan telah terkonsentrasi gula sehingga menempel di alur gigi dan membuat gigi berlubang.

5. Berpikir lubang bukan masalah besar

Anda mungkin berpikir mengobati lubang adalah perbaikan yang mudah, lubang bisa mempengaruhi sepanjang hidup anak Anda.

Sebagai permulaan, gigi bayi yang sehat diperlukan untuk mempertahankan ruang untuk gigi dewasa. Mereka membantu memandu rahang sehingga dapat tumbuh.

Plus, jika rongga menjadi terinfeksi, hal itu dapat mempengaruhi perkembangan gigi dewasa dan jika ada abses, anak mungkin akan membutuhkan sedasi untuk mengobatinya, kata Banker.

Lubang pada usia dini, terutama jika mereka tidak diobati, juga dapat menyebabkan masalah dengan artikulasi berbicara, kurang tidur, dan bahkan rendah diri dan kinerja sekolah.

6. Tak menggunakan fluoride

Tahun lalu, American Dental Association merevisi rekomendasi dan sekarang menunjukkan anak usia 2 dan di bawah juga menggunakan pasta gigi fluoride.

Meskipun fluoride kontroversial, para ahli sepakat bahwa penelitian ini jelas, bahwa itu salah satu cara terbaik untuk mencegah gigi berlubang.

Dosis yang tepat, bagaimanapun, adalah kuncinya. Untuk anak-anak berusia 3 tahun dan lebih muda, gunakan setara dengan sebutir beras, dan untuk anak-anak berusia 3 sampai 6 tahun, jumlah seukuran kacang. Namun, jika Anda khawatir eksposur anak Anda dengan fluoride dalam air dan pasta gigi, berbicaralah dengan dokter gigi Anda.

7. Minuman olahraga

Penyebab umum dari kerusakan gigi pada anak-anak yang lebih tua minum minuman olahraga dan soda saat makan siang

Jika Anda tidak dapat membujuk anak Anda untuk benar-benar membatasi dietnya, mendorong dia untuk membatasi jumlahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya