Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo dikabarkan tidak akan melantik Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan menjadi Kepala Polri. Kabar itu pertama kali dilontarkan Ketua Tim 9 Independen Ahmad Syafii Maarif beberapa waktu lalu.
Terkait itu, Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella meminta Jokowi untuk mempertimbangkan keputusan DPR. Sebab, persetujuan Budi sebagai calon Kapolri telah melalui proses fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan oleh DPR.
"Saya kira itu keputusan yang paling adil yang bisa diambil dalam situasi pelik seperti ini. Karena keputusan menyetujui (Budi Gunawan) itu keputusan DPR. Bukan orang per orang. Ketika akan dibatalkan ya kita tunggu proses hukum berikutnya," ujar Rio di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/2/2015).
Karenanya, Rio meminta agar Jokowi juga tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan mengenai nasib Budi. Apakah dilantik atau malah tidak jadi dilantik. Apalagi, banyak pihak, termasuk Tim 9 yang menyarankan agar Budi tidak dilantik sebagai Kapolri karena kini menyandang status tersangka oleh KPK.
Rio menilai, keputusan terhadap nasib Budi itu akan lebih baik jika menunggu proses praperadilan yang diajukan Budi kepada KPK selesai. Nantinya, keputusan pengadilan akan membuktikan mana yang salah dan mana yang benar.
"Menunggu proses praperadilan selesai, supaya presiden tidak terburu-buru. Kalau kemudian pengadilan salahkan KPK, itukan bisa terselamatkan. Agar tidak sampai 2 kali presiden ambil keputusan yang tidak tepat. Kalau BG kalah, ya tidak ada masalah. Jadi tunggu selesai praperadilan, baru presiden ambil keputusan," ucap dia.
Ia menjelaskan meski memang dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak diatur pra peradilan soal penetapan tersangka, namun kondisi sebelum Budi menjadi tersangka juga perlu diperhatikan. Apakah sudah sah atau tidak Budi ditetapkan sebagai tersangka melalui proses yang semestinya.
Ia mencontohkan, kasus mantan Gubernur Bengkulu Agus Lim yang menjadi tersangka namun belum disidang. Masyarakat pun kala itu mengajukan praperadilan kepada Kejaksaan agar Agus disidang. Akhirnya, menurut Rio, praperadilan warga itu dikabulkan. Padahal tidak ada aturan dalam KUHAP mengenai pra peradilan yang diajukan masyarakat.
"Kalau kita berpatokan pada pra peradilan khusus dalam KUHAP. Memang tidak ada. Tapi hukum itukan terus berkembang," kata Rio. (Osc/Yus)
Soal Budi Gunawan, Jokowi Diminta Pertimbangkan Hasil Kerja DPR
Keputusan terhadap nasib Budi itu akan lebih baik jika menunggu proses praperadilan terhadap KPK kelar.
diperbarui 09 Feb 2015, 20:09 WIBKomjen Pol Budi Gunawan
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hukum Ziarah Kubur Menurut UAH, Apa Hubungannya dengan Hari Jumat?
Lawan Kemiskinan, Kepala BP TASKIN Resmikan Rumah Produksi Gizi
Tahapan Krusial, Polda Riau Cek Kesiapan Polres Rohul Sukseskan Pilkada
Generasi Muda Indonesia Dukung Percepatan Transisi Energi di COP 29 Lewat Aksi Kolaboratif Desa Bumi dan SRE
Polisi Masih Buru Tiga Buronan Kasus Judi Online Komdigi
Jalani Evaluasi Tahap II, Penerapan Smart City di Banyuwangi Dapatkan Apresiasi
Shibuya Tokyo Pastikan Tidak Ada Pesta Malam Tahun Baru 2025 Usai Meniadakan Perayaan Halloween
Pemprov Sulbar Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Wilayah Pegunungan Mamasa
Daftar 10 Aset dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Dunia, Ada Bitcoin
Fakta Menarik Film Barat The Godfather Coda di Vidio, Hadirkan Versi Terbaru dari Trilogi Sebelumnya
Infografis Debat Terakhir Pilkada Jakarta 2024 dan Jurus 3 Calon Gubernur
Klasemen MotoGP 2024: Keunggulan Jorge Martin atas Francesco Bagnaia Terpangkas