Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) angkat bicara soal tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok soal biang kerok banjir Jakarta.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, Ahok menyatakan banjir yang menerjang Istana dan sejumlah wilayah Jakarta disebabkan pompa air di Waduk Pluit mati akibat tidak mendapat pasokan listrik dari PLN.
Advertisement
Bagaimana penjelasan PLN?
Manajer Bidang Komunikasi Hukum dan Administrasi PLN Disjaya Koesdianto menjelaskan, keputusan perseroan untuk memadamkan sementara pasokan listrik dari Penyulang Cakalang yang memasok aliran listrik untuk wilayah Muara Baru, Pluit dan sekitarnya, dilakukan demi keselamatan warga.
Pemutusan aliran listrik dilakukan di sisi penyulang mengingat sudah banyaknya gardu distribusi yang dipasok dari penyulang tersebut terendam banjir. Hal ini tentunya untuk keamanan dan keselamatan masyarakat setempat.
Namun di sisi lain, pemutusan aliran listrik dari Penyulang Cakalang tersebut juga menyebabkan gardu yang memasok pompa Waduk Pluit padam.
"Kami matikan karena ada banyak gardu distribusi yang terendam di Muara Baru yang terendam. Itukan pasokan listrik ke Muara Baru dan Waduk Pluit tetap satu saluran. Jika tetap dinyalakan, maka masyarakat bisa tersengat listrik," papar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (10/2/2015).
PLN menyadari pompa air Waduk Pluit juga aset penting yang tidak boleh mati. Untuk itu, PLN telah melakukan manuver tau perubahan pasokan dengan mengisolasi jaringan yang memasok gardu yang terendam. Pada pukul 13.15 WIB pasokan gardu ke pompa Pluit berhasil dinyalakan.
"Jika dikatakan Pak Ahok listrik dimatikan jam 7 pagi, itu salah. Saya ingin sampaikan Penyulang Cakalang dilepas pukul 11.38 WIB pada Senin kemarin dan masuk kembali untuk 3 gardu pertama pukul 13.15 WIB. Jadi tidak sampai dua jam. Sekarang ini tidak ada tidak ada pompa listrik yang padam," tuturnya. (Ndw)