Terendam 3 Hari, Banjir di TPU Malaka Belum Surut

Sarkum mengungkapkan, air baru akan surut sekitar 7 hari. Itu pun kalau tidak ada hujan yang turun lagi.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 10 Feb 2015, 17:45 WIB
TPU Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, yang sudah 3 hari terendam banjir, Selasa (10/2/2015) (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras yang melanda Jakarta beberapa hari belakangan tidak hanya menggenangi jalan dan permukiman warga. Tempat pemakaman umum (TPU) juga tak luput dari terjangan banjir.

Hal ini terjadi di TPU Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Makam yang memiliki drainase buruk ini sudah terendam selama 3 hari. Tak hanya itu, akibat air yang tak kunjung surut, sampah yang berasal dari saluran air juga berserakan.

"Sudah 3 hari belum surut," ujar salah seorang warga bernama Sarkum di lokasi, Selasa (10/2/2015).

Sarkum (46) menjelaskan, makam ini memang tidak memiliki sistem saluran air yang memadai. Tak heran, jika hujan deras melanda lokasi itu, makam hampir pasti ikut tergenang.

"Posisi pemakaman ini memang tidak ada irigasi atau semacam saluran yang bagus. Tidak ada pembuangannya," jelas dia.

Sarkum mengatakan, butuh waktu lama agar air kembali surut dan pemakaman normal seperti semula. Sebab, air yang menggenang hanya mengandalkan resapan dari tanah makam yang ada di lokasi itu.

"Makam di sini ada seratusan lebih. Nah ini jadi akan meresap ke tanah saja karena nggak ada saluran. Otomatis langsung merendam makam-makam di sini," kata dia.

Sarkum mengungkapkan, air baru akan surut sekitar 7 hari. Itu pun kalau tidak ada hujan yang turun lagi. Karena itu, dia meminta pemerintah setempat untuk melakukan perbaikan terhadap saluran air.

"Kami minta perhatian pemerintah DKI Jakarta khususnya Dinas Pemakaman untuk makam-makam ini. Kalau tidak, setiap tahun akan begini terus," ujar dia.

Sementara, saat dikonfirmasi Kasie Pemakaman Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur, Koko mengatakan, kondisi itu disebabkan kontur tanah yang lebih rendah. Belum lagi, ada saluran air milik warga yang tersumbat sampah.

"Jangankan kuburan, Istana Negara saja kebanjiran. Itu karena tanahnya rendah. Saluran air warga juga tersumbat sampah," jelas Koko.

Dia menjelaskan, sebelum lahan itu digunakan untuk makam tidak pernah terendam air. Sejak dialihfungsikan untuk makam baru mulai tergenang setiap tahunnya.

"Karena dulu banyak pohonnya, 2 tahun lalu lah baru jadi TPU. Tapi ini masih lebih baik daripada TPU Bivak dan Semper," ungkap Koko.

Salah satu cara agar TPU tidak lagi tergenang, pemerintah harus membuat waduk. Tapi, butuh lahan besar untuk membangun satu waduk. Karena itu, Koko akan meminta Sudin Tata Air untuk menormalisasi saluran air di sekitar TPU.

"Itu memang wewenang Sudin Tata Air. Karena itu kami akan berkoordinasi agar saluran air dinormalisasi. Kalau perlu dibuat sodetan," tandas dia. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya