Liputan6.com, Jakarta - Sampah selalu menjadi masalah bagi ibukota. Volumenya yang tak pernah berkurang tak kunjung menyelesaikan permasalahannya. Parahnya lagi, banyak warga yang justru membuang sampah di sungai dan kali.
Hal itu pula yang disinyalir menjadi penyebab terjadinya banjir.
Lokasi yang biasa menjadi tempat menumpuknya sampah adalah Pintu Air Manggarai. Padahal lokasi tersebut sebagai penentu ketinggian air di pemukiman sekitarnya. Sebut saja Kampung Pulo, Jakarta Timur.
Pantauan Liputan6.com, Rabu (11/2/2015), sejak pagi petugas dari Dinas Kebersihan terus berusaha mengangkat sampah dari Pintu Air Manggarai. Satu unit eskavator sudah sibuk mengangkat material sampah yang besar seperti kayu, ranting, hingga batang pohon.
Advertisement
Meski eskavator sudah berpindah dari sisi selatan ke Utara pintu air, sampah tidak juga berkurang. Terhitung sudah 4 truk besar yang mengangkut sampah dalam waktu kurang dari satu jam.
Ini belum termasuk belasan petugas yang turun hingga ke mulut pintu air. Dari 3 pintu air yang dibuka, hanya satu pintu air yang masih menyisakan tumpukan sampah. Petugas berusaha mendorong sampah agar tidak tersangkut di pintu air. Sehingga air dapat mengalir dengan lancar.
Pekerjaan ini bukan tanpa risiko. Mereka hanya bermodal pelampung, dan sesekali berpegang ke besi pintu air. Sebuah tongkat kayu dan balok menjadi alat untuk mendorong sampah. Alas untuk berpijak, tak lain sampah itu sendiri.
Selain harus mengetahui kepadatan sampah untuk berpijak, mereka juga harus memperhitungkan derasnya air kali Ciliwung yang mengalir ke pintu air. Pekerjaan yang dilakukan eskavator juga kerap membuat arus tiba-tiba menjadi deras.
Mereka pun tampak kelabakan saat air tiba-tiba bergelombang dan menghantam tumpukan sampah tempat mereka berpijak. "Awas woy arus woy... Awas!" Teriak para pekerja yang berada di bawah pintu air tersebut.
Melihat gelombang itu, 2 petugas tampak kocar kacir menyelamatkan diri. 2 Pria yang itu langsung melempar balok kayu yang dipegangnya dan berusaha meraih pegangan terdekat. Beberapa rekan lainnya juga berusaha meraih tangan 2 pria ini. Beruntung keduanya bisa dipegang dan melanjutkan pekerjaan. (Tnt/Yus)