Berhenti Kuliah, Pria Ini Mampu Cetak Uang Rp 507 Juta per Bulan

Navid Moazzez memutuskan berhenti kuliah di jurusan hukum demi mendirikan sebuah bisnis.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 12 Feb 2015, 07:01 WIB
Foto: Business Insider

Liputan6.com, New York - Bukan rahasia lagi, berani mengambil risiko merupakan salah satu kunci menuju kesuksesan, Seperti halnya yang dilakukan warga asal Swedia, Navid Moazzez, yang memutuskan berhenti kuliah di jurusan hukum demi mendirikan sebuah bisnis.

Dari keputusan yang berisiko itu, Moazzez kini berhasil mencetak pendapatan senilai US$ 40 ribu atau Rp 507,99 juta per bulan (kurs: Rp 12.699/US$).

"Dulu sekolah seperti biasa tampak seperti aktivitas yang tepat, karena saya tak tahu apa lagi yang bisa saya lakukan. Seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa saya tak mau hanya duduk di meja kantor seumur hidup, tanpa kebebasan," ujarnya seperti dikutip dari laman Business Insider, Kamis (12/5/2014).

Dia lantas memutuskan berhenti kuliah pada 2013 dan memulai bisnisnya sendiri. Dua tahun kemudian, bisnis yang dilakoninya berhasil mencetak uang ratusan juta rupiah per bulan dan membuatnya bisa bekerja dari berbagai tempat di seluruh dunia.

Awalnyam dia juga tidak memiliki bisnis sungguhan atau pendapatan tetap saat keluar kuliah. Moazzez kemudia memutuskan untuk merilis situs pribadinya beberapa bulan setelah berhenti kuliah.

Dia lalu mulai membangun situs pribadi dengan tujuan berbagi pengalaman.

>>> klik halaman selanjutnya


Selanjutnya

"Saya melakukannya begitu saja, awalnya, saya hanya ingin mengabadiakn pengalaman berpetualang saya dan menginspirasi banyak orang di luar sana. Saya memulai bisnis ini tanpa pengalaman sama sekali," terangnya.

Moazzez mulai mencuri perhatian setelah dia diwawancara sebuah media lokal. Dia lantas mulai membantun hubungan bisnis dengan beberapa orang berpengaruh secara online.

"Anda dapat meraih apapun dalam hidup jika Anda juga mau membantu orang lain," katanya.

Pada 2014, dia lalu meluncurkan ulang situsnya dan menambahkan fitur The Lifestyle Architects. Dia mengaku sangat menyukai podcasting atau sistem untuk mendownload file dari berbagai sumber seperti radio internet, ke dalam komputer personal dan mendengarkannya melalui komputer ataupun player media digital.

"Saya menjual wawancara kerja dan presentasi dari The Branding Summit, termasuk 88 pengusaha dunia, plus bonus ekslusif seperti tanya jawab langsung, dan tiket ke acara besar," jelasnya.

Saat mendengar orang-orang mau membayar podcast yang dirilisnya, dia memiliki gagasan untuk merekam summit virtual yang kemudian menjadi The Branding Summit. Dia berhasil menarik banyak perhatian dan penjualannya meningkat cepat.

"Jadinya seperti sekarang, lewat situs dan podcast tersebut saya mulai mencetak uang saat tidur, sedang di gym, toko grosir bahkan di pesawat," tandasnya. (Sis/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya