Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Akuo Energy sepakat bekerjasama dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk ketenagalistrikan di wilayah Indonesia.
Direktur Energi Baru dan Terbarukan PT Pertamina (Persero), Yenni Andayani mengatakan, kerja sama akan difokuskan pada pengembangan energi angin (wind), Solar PV, dan Ocean Thermal Energy Convertion (OTEC).
Advertisement
"Pertamina dan Akuo Energy melalui kerja sama ini ingin mendukung pemerintah dalam hal penyediaan energi listrik yang berbasis energi baru dan terbarukan," kata Yeni, di Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Menurut Yenni, pihaknya akan melakukan identifikasi lokasi-lokasi yang sesuai dengan ketiga jenis EBT yang akan dikerjasamakan. Seperti diketahui, pemerintah memiliki perhatian lebih terhadap daerah-daerah terpencil yang listriknya masih bergantung pada diesel.
"Pada tahap ini kami akan fokus ke wilayah-wilayah tersebut," ungkap Yenni.
Pada tahap awal, Pertamina dan Akuo Energy akan menetapkan tiga pulau untuk lokasi pembangkit listrik dengan mempertimbangkan luasan pulau, populasi penduduk, dan kebutuhan listriknya.
"Konstruksi pembangkit listrik pertama diharapkan berupa Solar PV dengan kapasitas 5 MW pada tahun 2016," tutur Yenni.
Pada tahun berikutnya, Pertamina dan Akuo Energy akan mulai membangun tambahan pembangkit listrik berbasis Solar PV berkapasitas 5MW dan juga pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 60 MW.
Yenni mengungkapkan, kedua perusahaan menargetkan untuk dapat mulai membangun pembangkit listrik berbasis EBT dengan skala lebih besar pada 2018 sehingga kombinasi pembangkitan listrik berbasis Wind, Solar PV, dan OTEC nantinya memiliki kapasitas total sebesar 560 MW.
"Pada 2018, kami harapkan pengembangan Wind, Solar PV, dan OTEC dalam skala lebih besar sudah dimulai sehingga kapasitas total pembangkitan listrik berbasis ketiga jenis EBT tersebut mencapai 560 MW," kata Yenni. (Pew/Ahm)