Liputan6.com, Jakarta - Untuk menjadi seorang pesepakbola andal biasanya seseorang melakukan latihan secara rutin. Bahkan beberapa di antara mereka sudah menekuni sepak bola sejak kecil.
Akan tetapi pemain bintang yang saat ini kita kenal ternyata tidak terlalu hebat semasa kecilnya. Bahkan mereka kerap hijrah ke berbagai klub untuk sekedar menimba ilmu.
Namun bagaimana jika seorang bintang yang dulunya terbuang dari sekolah sepak bola atau akademi yang mendidiknya mendadak menjadi terkenal bersama klub lain? Terlebih klub tersebut adalah rival besar dari mantan akademi sang pemain.
Berikut adalah lima pemain yang sukses bersama klub rival sekotanya:
Raul Gonzalez
1. Raul Gonzalez
Raul Gonzalez sukses menjadi legenda hidup Real Madrid sejak bergabung dengan Madrid pada 1994 hingga 2010 lalu. Ia sukses menjadi salah satu pencetak gol tersubur di La Liga dengan raihan 228 golnya.
Berkat kepiawaiannya, Los Blancos memberinya kepercayaan sebagai kapten. Perannya mulai tersingkir saat Cristiano Ronaldo bergabung di musim 2009.
Namun tahukah Anda, Raul yang lahir di kota Madrid ini sempat menimba ilmu di rival sekota Real Madrid, Atletico Madrid. Penyerang yang kini berusia 37 tahun itu bergabung dengan akademi Atletico pada 1990 hingga 1992. Dia memilih Atletico lantaran desakan sang ayah, yang merupakan pendukung setia Los Colchoneros.
Namun, Raul akhirnya memutuskan untuk 'berkhianat' dari Atletico untuk bergabung dengan klub rival sekota, Real Madrid, pada 1992. Bersama El Real, Raul sukses mempersembahkan berbagai gelar mulai dari La Liga hingga Liga Champions. Bahkan, Raul mendapatkan gelar kehormatan sebagai Pangeran Real Madrid.
Advertisement
Sol Campbell
2. Sol Campbell
Salah satu bek tangguh yang pernah dimiliki Inggris, Sol Campbell, memulai kariernya di kota London. Campbell adalah pemain eks didikan West Ham United dan Tottenham Hotspur.
Campbell memulai karier seniornya bersama Tottenham Hotspur pada 1992 hingga 2001. Bersama Spurs, Campbell memegang peranan sebagai kapten. Ia juga sukses membawa Spurs menjuarai Piala Liga musim 1999.
Tahun 2001, mantan bek Timnas Inggris ini membuat keputusan besar. Ia memilih untuk bergabung dengan rival sekota, Arsenal.
Keputusannya untuk bergabung dengan The Gunners terbilang tepat. Pasalnya ia sukses meraih dua gelar Liga Premier dan dua Piala FA.
Steven Gerrard
3. Steven Gerrard
Steven Gerrard kini lebih dikenal sebagai ikon dari klub Liverpool. Sepanjang kariernya, peran Gerrard nyaris tidak tergantikan di dalam skuat The Reds.
Akan tetapi Gerrard kecil adalah seorang pendukung dari rival sekota, Everton. Bahkan seluruh keluarganya adalah fans fanatik Everton.
Namun, Gerrard memutuskan untuk 'berkhianat' dan beralih untuk bergabung ke Liverpool. Tahun 1987 hingga 1998, Gerrard menimba ilmu di akademi Liverpool. Ia memulai karier profesionalnya bersama The Reds sejak 1998.
Jabatan kapten mulai ia pegang pada tahun 2003 menyusul tergesernya posisi Sami Hyppia. Bersama The Reds ia sukses menyumbangkan dua Piala FA, tiga Piala Liga, dan satu gelar Liga Champions.
Setiap melakoni derby Merseyside, pemain bernomor punggung 8 ini merasakan tekanan besar. Pasalnya pihak keluarga kerap memberi dukungan bagi The Toffees.
Advertisement
Ashley Cole
4. Ashley Cole
Salahs atu bek sayap terbaik Inggris, Ashley Cole, adalah pemain asli didikan akademi Arsenal. Ia memulai karier profesionalnya bersama The Gunners pada tahun 1998.
Ia mendulang kesuksesan bersama The Gunners dengan raihan dua gelar Liga Inggris dan tiga Piala FA. Namun pada tahun 2006, ia malah memilih untuk meninggalkan Arsenal.
Cole terlibat skandal transfer pada tahun 2005 yang melibatkan agennya, Jonathan Barnett, manajer Chelsea, Jose Mourinho, dan Peter Kenyon. Ia membuat kontrak ilegal bersama Chelsea. Akibatnya Cole dikenai sanksi oleh federasi sepak bola Inggris.
Meski ia tetap menerima perpanjangan kontrak dengan Arsenal hingga tahun 2006, perlahan namun pasti, perpindahan Cole ke Stamford Bridge terjadi. Bersama Chelsea, Cole berhasil meraih gelar yang ia tidak dapat bersama The Gunners, yakni, gelar Liga Champions.
Harry Kane
5. Harry Kane
Harry Kane adalah mesin gol Tottenham Hotspur saat ini. Ia menjadi aktor penting kemenangan timnya saat menghajar rival sekota, Arsenal 2-1 pada 7 Februari lalu.
Akan tetapi, tahukah Anda? Pahlawan di derby London Utara itu sempat merapat ke kubu The Gunners di masa kecilnya?
Kane sempat bergabung dengan akademi Arsenal pada tahun 2001-2002. Saat itu usia Kane baru menginjak 8 tahun. Namun The Gunners gagal memoles talenta muda asal Inggris tersebut hingga akhirnya ia hijrah ke beberapa akademi sepak bola lainnya.
Pada tahun 2004 Kane berlabuh di akademi rival sekota Arsenal, Tottenham Hotspur. Ia tumbuh menjadi salah satu penyerang yang mencuri perhatian saat itu. Pada 2009, Kane sukses menembus tim utama Tottenham Hotspur, akan tetapi pemain muda tersebut belum mendapat kepercayaan penuh sehingga ia harus dipinjamkan ke beberapa klub.
Musim 2014, Spurs memilih untuk memulangkan kembali penyerang 21 tahun tersebut. Namun ternyata manajer Mauricio Pochettino menemukan talenta yang selama ia cari.
Kane berhasil menggeser peran dari Emmanuel Adebayor dan Roberto Soldado yang sebelumnya menguasai lini serang Spurs. Kane kini sudah mengemas 13 gol dari 21 penampilannya.
Advertisement