Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog Sub Divre I Semarang menurunkan target serapan pada 2015 setelah gagal memenuhi target penyerapan beras pada tahun lalu. Bulog menargetkan,penyerapan beras bisa mencapai 60.000 ton pada tahun ini di Semarang.
Menurut Kepala Perum Bulog Sub Divre I Semarang, Mustafa Kamal, pihaknya masih berusaha mengoptimalkan penyerapan beras hingga kini.
Advertisement
"Kami memanfaatkan gerakan gabungan kelompok tani (Gapoktan), satgas, dan UB-PGB (unit bisnis penggilingan gabah dan beras) agar dapat menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya tahun ini," kata Mustafa, Kamis (12/2/2015).
Meski gagal memenuhi target penyerapan pada 2014, stok beras saat ini relatif aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sejak beberapa minggu lalu stok mencapai sekitar 47.093 ton atau cukup untuk delapan bulan ke depan.
"Stok itu, belum ditambah hasil panen pada Maret mendatang. Stok tersebut untuk mencukupi kebutuhan raskin di wilayah Semarang, Demak, Kendal, Salatiga, Kabupaten Semarang dan Purwodadi," kata Mustafa.
Untuk alokasi beras bagi masyarakat miskin (raskin) dialokasikan sebanyak 372.000 Rumah Tangga Sasaran (RTS) pada 2015. Khusus Kota Semarang dialokasikan 5.589 ton beras miskin (raskin) per bulan.
Target penyerapan beras gagal terpenuhi pada 2014. Realisasi penyerapan beras hanya tercapai 70.783 ton beras atau 57,5% dari target yang ditetapkan, yakni 123 ribu ton. Menurut Mustafa, penyebabnya banyak faktor, misal musim kemarau yang berkepanjangan. Sejumlah daerah pemasok seperti Kendal, Demak dan Purwodadi mengalami kekeringan.
"Hasil panen dari petani tidak optimal. Selain itu, harga panen juga relatif mahal mencapai Rp 7.600/kg dari sebelumnya Rp 7.200/kg. Untuk tahun ini, belum memasuki musim tanam. Diperkirakan panen akan berlangsung Maret nanti. Kami berharap realisasi penyerapan beras Bulog tahun ini bisa tercapai," kata Mustafa. (Edhie P/Ahm)