Liputan6.com, Jakarta - Memanasnya kondisi di Yaman membuat sejumlah negara besar mengambil tindakan. Beberapa negara besar termasuk Amerika Serikat (AS) bahkan mengambil langkah ekstrem.
Salah satunya dengan menutup Kedutaan di Ibukota Yaman, Sanaa. Namun, langkah tersebut belum mau diikuti Indonesia.
Advertisement
Perwakilan di Yaman dipastikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi masih tetap beroperasi. Tetapi, kewaspadaan terkait kondisi keamanan tetap ditingkatkan.
"Belum, kita alert terhadap masalah keamanan karena kita terus memantau kondisi setempat masih banyak warga negara kita yang berada di sana," sebut Retno di Gedung DPR Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Untuk masalah evakuasi WNI di Yaman, mantan Dubes RI untuk Belanda itu mengatakan sudah ada proses evakuasi. Langkah pemulangan WNI tersebut dilakukan secara periodik.
"Kita juga menjalankan proteksi terhadap warga negara kita. Akan kita pantau jika dibutuhkan kita akan evakuasi namun secara periodik sudah ada pemulangan," tambah dia.
Senada dengan Menlu Retno, pada kesempatan yang sama Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan langkah perlindungan telah dilancarkan pihaknya sejak awal kala kondisi Yaman sudah tak kondusif.
Hanya, upaya tersebut belum bisa dibilang optimal. Sebab, ada ratusan orang menolak dievakuasi.
"Sekitar 300-an yang belum mau dipulangkan, 400 yang sudah (dipulangkan)," tandas Iqbal. (Tnt/Yus)