Liputan6.com, Jakarta - Keinginan dari PT Bank Mandiri Tbk untuk mendapat potongan besaran dividen yang disetorkan kepada pemegang saham ditolak oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan penolakan tersebut, perseroan sulit untuk meningkatkan modal setelah sebelumnya usulan untuk mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) juga ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan, besaran dividen yang harus disetorkan oleh perusahaan-perusahaan pelat merah sudah diatur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Oleh karena itu, besaran dividen yang harus disetorkan oleh Bank Mandiri tidak bisa diubah.
"Tidak bisa lagi kami mundur, jadi sudah masuk anggaran di tahun ini yang tertuang dalam APBN-P 2015. Jumlah dividen yang harus diambil dari perusahaan-perusahaan juga sudah ditentukan. Jadi dapat atau tidak dapat PMN, setoran dividen tetap tidak bisa berubah," ujarnya di Gedung DPR RI, Kamis (12/2/2015) malam.
Meski demikian, Rini mengungkapkan bahwa pada tahun depan, pemerintah akan mencoba kembali untuk mengusulkan PMN bagi BUMN yang tidak menerima penyertaan modal di tahun ini, termasuk salah satunya adalah Bank Mandiri. "Tapi yang akan kami lakukan adalah di tahun depan. Jadi adjusment-nya di tahun depan," lanjutnya.
Rini melanjutkan, untuk pemberian PMN di tahun depan, Kementerian BUMN tetap akan melihat program yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan plat merah dalam mengembangkan usahanya.
"Memang Bank Mandiri masih kami lihat program apa yang akan dilakukan walaupun ada beberapa hal yang memang kami pending sampai tahun depan. Jadi memang nanti tidak menutup kemungkinan bahwa di tahun depan kami akan tetap meminta untuk Mandiri," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan setelah positif tidak mendapat suntikan dana dari PMN, perseroan akan mengupayakan cara lain untuk mendapatkan modal
"Kalau buat Mandiri apakah itu diberikan atau tidak, kami punya cara lain untuk memupuk modalnya. Misalya dengan mengurangi dividen pay out ratio, menjadi sekitar 20 persen. Biasa kami 30 persen," ujarnya. Menurut Budi, dengan pemotongan ini bisa menjadi alternatif pengganti PMN. Namun hal tersebut baru berupa gagasan dan belum disetujui oleh Kementerian BUMN.
Menengok laporan yang diumumkan pada Rabu (11/2/2014), selanjang 2014 kemarin Bank Mandiri mampu mencetak laba sebesar Rp 19,9 triliun. Laba tersebut tumbuh 9,2 persen dibanding dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 18,2 triliun.
Di 2014 lalu, Bank Mandiri menyetor dividen dari laba tahun 2013 sebesar Rp 5,46 triliun. Nilai tersebut merupakan 30 persen dari laba perseroan di 2013. Jika diasumsikan porsi pembagian dividen di tahun ini sama sebesar 30 persen, maka di tahun ini Bank Mandiri akan menyetor dividen sebesar Rp 5,97 triliun kepada pemegang saham. (Dny/Gdn)
Menteri BUMN Tolak Keinginan Bank Mandiri untuk Potong Dividen
Di tahun ini Bank Mandiri akan menyetor dividen sebesar Rp 5,97 triliun kepada pemegang saham.
diperbarui 13 Feb 2015, 10:09 WIB(foto: Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
DPR Tuntut Kapolri Perketat Pengawasan Senjata Api Pacsa Kasus Penembakan Siswa di Semarang
4 Golongan Ini Diharamkan Masuk Neraka, Siapa Mereka?
Hasil Liga Champions: Sempat Unggul 3-0, Manchester City Gagal Menang Lagi
Tips Tinggi Badan Usia 13: Panduan Lengkap Meningkatkan Pertumbuhan
Pilkada 2024 Digelar Hari Ini, BPBD Lakukan Rekayasa Cuaca Demi Kelancaran Pilgub Jakarta
Frustrasi Lihat Performa Pemain, Ruben Amorim Kirim Pesan Khusus pada Petinggi Manchester United
Paspampres Prabowo Bergaya Mirip Thomas Shelby Saat di Inggris Tuai Pujian dan Singgung Peran Didit Hediprasetyo
Fakta Unik Pura Jati Segara, Tempat Suci Umat Hindu di Bali
Mengenal Okultasi Bulan dan Spica 27 November 2024
Bawa Manchester United Raih 7 Gelar, Sosok Ini Sarankan Amorim Lakukan Dua Perubahan
Ketika Gus Miek dan Gus Dur Resah Masa Depan NU, Kisah Pertemuan Dua Wali
OC Kaligis Diperiksa, Sebut Pengacara Ronald Tannur Terkenal Urus Perkara