Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengaku kesulitan untuk mengendalikan inflasi di Tanah Air. Salah satu hal yang membuat inflasi sulit dikendalikan karena belum adanya kebijakan yang bisa mengendalikan harga untuk tetap stabil.
"Inflasi kita bandel, tidak pernah rendah secara konsisten," kata dia usai menggelar rapat koordinasi di kantornya, Jakarta, Jumat (13/2/2014).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada 2014 mencapai 8,36 persen. Meskipun sedikit lebih rendah dari laju inflasi pada 2013 yang tercatat sebesar 8,38 persen, namun angka realisasi inflasi 2014 tersebut jauh dari yang ditargetkan oleh pemerintah yaitu 5,3 persen.
Angka inflasi yang tak pernah rendah tersebut berdampak besar. Dengan angka inflasi yang tinggi, Bank Indonesia harus mengendalikan dengan menaikkan suku bunga acuan BI Rate. Dampak dari kenaikan BI rate tersebut maka suku bunga simpanan bank harus naik juga karena para deposan tidak ingin imbal hasil yang didapat dari menyimpan dana di bank tergerus inflasi.
Alhasil, karena suku bunga simpanan naik maka suku bunga pinjaman atau kredit juga ikut naik karena cost of fund atau biaya dana perbankan juga melonjak. Sofyan mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki bunga kredit yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa negara lain.
"Di negara lain, interest rate bisa 1 persen hingga 2 persen saja. Sedangkan interest rate kita saat ini sekitar 10 persen. Itu salah satu penyebabnya inflasi tinggi," paparnya.
Sofyan melanjutkan, penyebab angka inflasi selalu tinggi tersebut karena pemerintah belum memiliki kebijakan yang memadai untuk mengatur persaingan usaha yang sehat. Kebijakan yang masih lemah membuat praktik kartel kian marak sehingga terjadi permainan harga dan inflasi pun terus merangkak naik.
Oleh karena itu, pemerintah salah waktu dekat ini akan melakukan penguatan regulasi. Hal itu dilakukan dengan cara penguatan kelembagaan yang terkait dengan persaingan usaha yakni Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).
"Nanti kami akan konsultasi untuk perbaikan KPPU," tandas dia. (Amd/Gdn)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Sofyan Djalil Jengkel, Inflasi Indonesia Tak Pernah Rendah
"Di negara lain interest rate bisa 1 persen-2 persen saja. Sedangkan interest rate kita saat ini sekitar 10 persen." jelas Sofyan Djalil.
diperbarui 13 Feb 2015, 15:11 WIBIlustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
PBNU Cari Investor Bantu Biayai Dana Besar Reklamasi Tambang
Kapan Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Dibuka, Berikut Persyaratannya
KAI Commuter Sebut Penutupan Operasional Stasiun Karet Masih Dikaji
Buka PLN Mobile Proliga 2025 di Semarang, PJ Gubernur Jateng: Memotivasi Atlet Jawa Tengah
Bermain Cemerlang, Jakarta Electric PLN Tundukkan Yogya Falcons
Link Live Streaming Piala Super Italia 2024 Juventus vs AC Milan, Mau Mulai di Vidio
Masih Punya Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah Puasa Rajab? Ini Kata Buya Yahya
Anies Baswedan Jenguk Tom Lembong di Tahanan: Semangatnya Mengagumkan
Intip, Ramalan Shio Terkait Karier dan Cinta Menjelang Imlek 2025
9 Hujan Meteor yang Akan Mengguyur Bumi Sepanjang 2025
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Jakarta LavAni Livin Transmedia Bungkam Jakarta Bhayangkara Presisi
Bolehkah Dzikir Minta Balasan Langsung di Dunia? Begini Kata Buya Yahya