Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menampik jika usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) terhadap perusahaan BUMN terkesan buru-buru. Apalagi, terkait dengan rencana bisnis yang tidak jelas.
Rini mengatakan, rencana bisnis tersebut hanya kurang lengkap mengingat waktu untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sangat sedikit.
"Saya rasa bukan terburu, tapi tidak selengkap yang diharapkan. Persoalannya pemerintah, sejak kabinet 27 Oktober 2014 langsung mempersiapkan APBN-P," kata dia, Jakarta, Jumat (13/2/2015).
Dia mengatakan, suntikan PMN diperlukan untuk perusahaan pelat merah. Pasalnya, kondisi ekonomi dunia sedang tidak menentu.
"Harga minyak, Eropa, Cina mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.
Dia mengatakan, dengan PMN diharapkan ada perbaikan infrastruktur sehingga meningkatkan investasi di dalam negeri. Dengan begitu, ekspor nasional juga akan meningkat.
Tak sekadar itu, dengan perbaikan infrastruktur diharapkan juga banyak menyerap tenaga kerja. "Indonesia harus ciptakan lapangan kerja, kita bangun infrastruktur yang banyak menyerap tenaga kerja," tandas dia. (Amd/Ndw)
Energi & Tambang