Lobi Gobel, Menteri Susi Minta Jaring Nylon Bebas Bea Masuk

Jaring nylon masuk sebagai barang tekstil oleh Kementerian Perdagangan sehingga dikenakan bea masuk impor.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Feb 2015, 21:24 WIB
Menteri Susi Pudjiastuti (kanan) terlihat tertawa bersama Sekjen KKP Syarif Widjaja saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Kamis (12/02/2015). Rapat membahas APBN-P Tahun Anggaran 2015. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta pembebasan bea masuk untuk jaring nylon yang biasa digunakan nelayan dalam menangkap ikan. Permintaan ini telah disampaikan kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel.

"Hari ini saya minta ke Mendag untuk membebaskan bea masuk jaring nylon sebesar 30 persen," ungkap Susi saat di acara Jakarta Food Security Summit, Jakarta, Jumat (13/2/2015).

Jaring nylon masuk sebagai barang tekstil oleh Kementerian Perdagangan sehingga dikenakan bea masuk impor.  Susi berpendapat, pengenaan bea masuk impor sangat membebani nelayan karena jaring nylon sangat dibutuhkan nelayan untuk melaut.

"Nelayan bayar bea masuk jaring nylon 30 persen, makanya saya ingin berjuang untuk nylon ini. Nanti akan kirim surat ke Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan," pungkas Susi.

Sebelumnya, Menteri Susi juga pernah melakukan lobi kepada Rachmat Gobel. Dalam lobi sebelumnya, Susi meminta Menteri Perdagangan untuk melobi negara-negara kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang menurunkan bea masuk bagi produk-produk perikanan asal Indonesia, seperti tuna dan udang.

Selama ini tarif bea masuk impor yang diterapkan negara di kawasan tersebut memang cukup tinggi sehingga membuat produk perikanan Indonesia sulit untuk bersaing.

"Please Pak Rachmat Gobel. Tolong advokasi agar zero tarif untuk udang dan tuna Indonesia. Kalau bisa ini, kita bisa dapat US$ 300 juta tadi tambahan untuk pemain," ujarnya.

Susi juga merasa pengenaan bea masuk ini juga adil bagi Indonesia. Pasalnya Eropa dan AS tidak mengenakan tarif untuk udang dan tuna dari Timor Leste. Padahal produk dari Indonesia dan Timor Leste tidak ada bedanya.

"Apa bedanya kita dengan mereka. Bilang saja kita negara miskin dan memang masih miskin dan berkembang," tegas dia.

Bahkan kalau Rachmat Gobel berhasil melakukan lobi ini, Susi Pudjiastuti berjanji akan menjadikan mantan wakil ketua Kadin  tersebut sebagai anggota kehormatan dari asosiasi tuna.

"Kalau Pak Gobel dapat itu, saya janji nanti jadiin bapak anggota kehormatan asosiasi tuna," tandasnya. (Fik/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya