Liputan6.com, Buenos Aires - Jaksa Agung Argentina mengajukan permintaan ke Hakim Federal untuk menyelidiki dugaan bahwa Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner melindungi pelaku pengeboman diduga asal Iran di pusat kebudayaan Yahudi di Buenos Aires, Argentina pada 1994 silam.
Seperti dimuat BBC, Sabtu (14/2/2015), jika hakim federal setuju disertai bukti-bukti yang kuat, maka Bu Presiden kemungkinan bakal dijerat hukum.
Jaksa Gerardo Pollicita mengatakan langkah ini merupakan tindak lanjut dari kematian jaksa Alberto Nisman yang ditemukan tewas secara misterius.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, Alberto Nisman saat itu tengah menyelidiki dugaan skandal bom di sebuah gedung umat Yahudi pada tahun yang menewaskan 85 orang.
Nisman kata itu mengatakan adanya dugaan Presiden de Kirchner terlibat dalam persekongkolan untuk menutupi dugaan peran Iran dalam pengeboman tersebut dengan jaminan kesepakatan perdagangan.
"Penyelidikan akan dilakukan secara tajam untuk mengungkap apakah mereka bertanggung jawab dan dapat dipidana atas hal tersebut," tulis Nisman dalam dokumennya.
Presiden Argentina de Kirchner membantah tudingan tersebut. Kata dia, langkah itu merupakan 'serangan anti-demokrasi' dan upaya untuk mendiskreditkan dirinya.
Sekretaris Kabinet Cristina Fernandez de Kirchner, Jorge Capitanich juga menepis tuduhan itu. "Pengadilan mencoba melakukan 'kudeta peradilan' yang seolah mempercepat penyelidikan."
Hal serupa juga ditegaskan Juru bicara Kepresidenan Anibal Fernandez. "Ini merupakan manuver yang jelas-jelas bertujuan untuk mengacaukan demokrasi."
Terkait pengeboman di Argentina pada 1994 silam itu, pihak Iran membantah menjadi dalang serangan, setelah ada pihak menuding negara tersebut. (Riz/Tnt)
Advertisement