Mensos: Pelaku Kekerasan Seksual Dipotong Saraf Libidonya

Mensos Khofifah Indar Parawansah mengaku telah melakukan pendekatan ke berbagai pihak yakni pakar hukum, pengacara, dokter, MUI dan lainya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Feb 2015, 07:26 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa masyarakat punya kekuatan besar untuk melindungi anak dari kekerasan seksual.

Liputan6.com, Jombang - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah tengah menyiapkan berbagai strategi, untuk membahas peraturan atau sangsi hukuman bagi pelaku kekerasan seksual yang sudah memakan banyak korban.

"Ini sedang kita bahas, usulannya mematikan atau memotong saraf libido pelaku," ujar dia usai berbincang dengan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Cukir, Jombang, Jawa Timur, KH Sholahuddin Wahid di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (14/2/2015) malam.

Khofifah mengatakan, dirinya telah melakukan pendekatan dengan berbagai pihak antara lain pakar hukum, pengacara senior, dokter, MUI dan pihak-pihak lain untuk membahas dan merumuskan hukuman yang tepat.

"Dan, itu akan kita bawa ke Rakor Menkopolhukam di kabinet," imbuh dia.

Dari sekian banyak temuan kasus yang didapatkan di lapangan, Khofifah mencontohkan, kejahatan kekerasan seksual atau kejahatan inces yang salah satunya terjadi di Kalimantan Timur.

"Di sana terungkap seorang kakek telah bertahun-tahun melakukan kejahatan inces, dan phedopilia yang menggauli keluarganya sendiri. Itu dilakukan kepada ke-3 anaknya. Kemudian berlanjut menimpa kedua cucunya. Dan baru terbongkar setelah kejadian serupa dilakukan kepada cicitnya," pungkas dia.

Darurat Pornografi

Selain tengah menghadapi darurat narkoba, Indonesia juga tengah menghadapi darurat pornografi, yang tidak kalah bahayanya dengan narkoba.

Khofifah mengatakan, pengunduh pornografi anak nomor 1 terbesar di dunia adalah Indonesia. Dan untuk pengunggah pornografi anak, Indonesia juga nomor 1 terbesar di dunia.

"Oleh karena itu, kalau kita ini mau melihat fakta secara empiris. Kita ini sudah masuk pada posisi darurat pornografi," tutur dia.

Menurut Khofifah, jika dipersentasekan belanja narkoba dalam 1 tahun bisa mencapai Rp 50 triliun, maka belanja di industri pornografi dalam 1 tahun bisa mencapai USD 50 miliar.

"Hal tersebut bisa diartikan bahwa belanja di industri pornografi di atas belanja narkoba," jelas dia.

Karena itu, kata Khofifah, yang bisa menyelamatkan remaja dan anak-anak dari kekerasan seksual adalah dengan menguatkan mereka secara bersama melalui bimbingan konseling di sekolah, supaya mereka bisa melakukan pola hidup sehat dan produktif.

"Saya ingin mengajak kepada kita semua untuk membangun kewaspadaan dan antisipasi secara sistematik dan strategis," pungkas Khofifah. (Rmn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya