Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memikirkan kesejahteraan warganya, juga angka kemiskinan dengan parameter baru meningkat. Untuk itu, ia ingin peretasan kemiskinan melalui berbagai penyuluhan melalui program keluarga berencana (KB).
Ahok mengatakan, berdasarkan komponen standar Kebutuhan Hidup Layak 'Kebutuhan Hidup Cukup', warga miskin meningkat hingga 17%. Untuk menanggulangi permasalahan ini, dia meminta RT dan RW mengetahui dengan rinci, mana saja warganya yang masuk kategori miskin. Sehingga Pemprov DKI dapat memberikan penanganan.
"Angka itu memang berbeda dengan sebelumnya yang hanya 4,7%. 17% itu sama dengan 1,7 juta jiwa, tugas kita menemukan mereka ini. Sekarang kita petakan per RW, RW mana yang aman sampai kurang aman, dan yang sejahtera sampai tak sejahtera. Hasilnya, ada kelurahan tak sejahtera tapi aman. Ini yang penting adalah tokoh masyarakat. Ini tak mudah untuk menjelaskan kepada masyarakat," jelas Ahok saat memberi sambutan di BKKBN, Jakarta Timur, Senin (16/2/2015).
Kemiskinan ini, kata Ahok, tentu berdampak pada kemampuan warga untuk bersekolah dan kesehatan. Mereka yang tergolong miskin cenderung tidak bisa melanjutkan sekolah hingga tingkat SMA. Alhasil, tidak sedikit mereka yang nikah muda.
"40% Usia 16-18 tahun putus sekolah. Dan kadang pula nikah muda, semakin muda mereka menikah, angka perceraian pun cukup tinggi. Nah ini tugas bapak ibu ini memang tidak mudah. Saya minta jangan jadikan gaji sebagai alasan untuk bekerja. Karena bapak ibu ini membangun bangsa," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Belum lagi soal kesehatan. Berdasar data yang dimiliki Ahok, 85% BPJS digunakan untuk penyakit yang disebabkan kesalahan pola hidup. Misalnya saja, diabetes, jantung, dan ginjal. Karena itu, peran penyuluh lapangan sangat dibutuhkan untuk turun dan memberi pengarahan pada masyarakat.
"Mereka yang tidak bekerja misalkan, beri mereka pelatihan. Kita kerja untuk bangun bangsa. Jika bapak ibu kerja dengan hati akan menemukan orang yang dibutuhkan," kata Ahok.
Sementara, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta Dian Emawati mengatakan, saat ini kependudukan di Jakarta masih buruk. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pendudukan sejak 2010-2014 yang naik 1,43% dari 9,5 juta menjadi 10,2 juta jiwa.
Peningkatan jumlah penduduk ini juga selaras dengan tingkat kelahiran bayi yang naik dari 2,1 menjadi 2,3 selama 10 tahun. Tapi, hal ini tidak diimbangi dengan pelayanan alat kontrasepsi yang yang diterima. Data menunjukan peningkatan dari 6,3% menjadi 13,2% atau 1,3 jiwa tidak terlayani.
"Ini terbilang buruk. Saat ini ada 547 penyuluh. Pada 2015 akan kita laksanakan grebek pada daerah urban seperti rusun, pemukiman kumuh, pasar, dan rel kereta. Integrasi ini dibutuhkan agar pengendalian angka kelahiran dapat tercapai," jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta itu. (Tnt/Yus)
Cara Ahok Tingkatkan Kesejahteraan Warga Lewat KB
Menurut Ahok, warga miskin di DKI Jakarta meningkat hingga 17 persen.
diperbarui 16 Feb 2015, 13:09 WIBAhok. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tarif Impor Donald Trump Bikin Rugi Besar Pabrikan Mobil AS dan Eropa
Sidang Pembelaan Mantan PM Malaysia Najib Razak dalam Kasus 1MDB Akan Digelar Pekan Ini
GRIA Telah Bangun 399 Rumah Subsidi hingga Oktober 2024
Luhut Minta Kebijakan PPN 12% Diundur, Sri Mulyani Cs Galau
Pasar Bitcoin Sedang Naik Daun, Waspadai Ragam Skema Penipuan Kripto
Samsung Galaxy S25 Series Kantongi Sertifikasi FCC, Tanda Siap Rilis Tahun Depan?
7 Fakta Terkait Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel, Kondisi Ibu Membaik
Pengamat: Bobby Nasution Akan Beri Perubahan Besar di Pemprov Sumut
Ditentang dan Ditolak, Kenaikan PPN 12 Persen Bakal Ditunda
4 KO Terbaik ONE Friday Fights 89, Dari Liver Shot Hingga Knockdown Beruntun
Sholat Taubat Berapa Rakaat? Lengkap dengan Bacaan Niat dan Tata Caranya
Arafah Rianti Alami Insiden Kemalingan di Rental PS dan Warnet Miliknya, Pelakunya Anak Berusia 4 Tahun