Warga Australia Serukan Boikot Bali, Ini Respons Gubernur Made

Baik Pemerintah dan warga Australia melancarkan protes ke Indonesia terkait hukuman mati.

oleh Dewi Divianta diperbarui 17 Feb 2015, 00:07 WIB
(Antara)

Liputan6.com, Denpasar - Sejumlah warga Australia menyerukan untuk memboikot Pulau Bali terkait rencana eksekusi mati duo terpidana mati dari gembong narkoba 'Bali Nine'. Menanggapi hal itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika tidak percaya warga negeri kanguru akan benar-benar melakukan hal tersebut.

"Ancaman boikot bali saya tidak percaya," ujar Made Mangku Pastika di Denpasar, Senin (16/2/2015).

Gubernur dari PDIP itu menilai ancaman boikot tersebut sama sekali tidak akan berpengaruh pada pariwisata Bali. Dia pun meminta negara lain tidak boleh ikut campur atas hukum yang berlaku di Indonesia.

"Upaya pemerintah patut didukung dalam penegakan hukum pada penjahat narkoba. Negara lain tidak sepatutnya ikut campur," ujar mantan Kapolda Bali itu.

"Ajaran Trisakti itu jelas, berdaulat dalam politik, berdikari di bidang ekonomi dan bermartabat di bidang budaya. Masing-masing negara itu memiliki kedaulatan, punya harga diri dan martabat. Saat seperti ini kita harus tunjukkan hal itu," imbuh dia.

Myuran Sukumaran dan Andrew Chan yang merupakan warga Australia dikabarkan akan dipindahkan dari Lapas Kerobokan, Bali ke Lapas Nusakambangan, Cilacap untuk menjalani hukuman eksekusi mati.

Atas hal itu, baik Pemerintah dan warga Australia melancarkan protes atas hukuman tersebut. Seperti dimuat ABC, sejumlah kicauan dilontarkan para pengguna jejaring sosial di negeri kanguru. Seperti yang ditulis akun @gpol03. Ia menyatakan, tidak ada orang Australia yang mau pergi ke negara barbar seperti Indonesia. Setelah dilacak, akun ini diketahui hanya memiliki 16 pengikut.

Akun lainnya seperti @themusiccomau menyampaikan informasi mengenai pembatalan rencana musisi David Franciosa untuk tampil di Bali sebagaimana dikutip di media lokal yang terbit di Australia. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya